Inovasi Alat Deteksi Covid-19, Genose Bisa Mendeteksi Covid-19 Melalui Hembusan Nafas | tvOne

Minggu, 3 Januari 2021 - 13:15 WIB

Yogyakarta - Alat tes COVID-19 hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan GeNose merupakan perangkat yang mampu mendeteksi COVID-19 menggunakan hembusan nafas.
 
Alat deteksi COVID-19, GeNose diklaim akurat dan biayanya cukup murah bila dibandingkan dengan tes COVID-19 yang lain. GeNose adalah alat yang dikembangkan untuk alternatif deteksi cepat COVID-19. Basisnya adalah analisis dari VOC (Volatile Organic Compound), semacam senyawa hidrokarbon kompleks yang muncul sebagai hasil metabolisme dan interaksi antara SARS-CoV-2 jaringan tissue yang ada di faring.
 
“Pola VOC ini yang sudah pernah kami rekam secara spesifik selama proses uji validasi di tahap pertama untuk melatih otak yang dipakai mesin untuk bisa mendeteksi pasien-pasien COVID-19,” ungkap Anggota tim Pengembangan GeNose, Dian Kesumapramudya.
 
Perihal cara kerjanya, yang pertama pasien akan diminta untuk menghembuskan nafasnya di kantong yang sudah terpasang di alat. Setelah itu, kantong mengembung kemudian dikunci dan disambungkan ke hepa filter yang ada didalam catrice mesin. 
 
Setelah itu, AI atau software yang ada di komputer akan menjalankan program untuk menyedot nafas yang ada disitu masuk kedalam mesin. Apabila ada partikel-partikel SARS-CoV-2 maka akan tersaring di hepa filter yang ada didalam catrice. “Jadi yang masuk kedalam mesin hanya VOC nya saja,” kata Dian Kesumapramudya.
 
VOC tersebut akan ditangkap oleh sensor dan setelah itu sensor akan merekam naiknya pola. Pola tersebut akan berbeda-beda tiap pasien. Ketika ditanya alasan yang membuat alat GeNose unggul, Dian Kesumapramudya mengungkapkan jika alat ini non invasif atau tidak menyakitkan.
 
Selain itu, alat ini dinilai cepat. “ Semenjak ambil nafas hingga hasil mungkin hanya tiga menit,” terangnya. Ketiga, reliable artinya orang yang sama bila diperika di mesin berbeda hasilnya akan tetap sama. Jadi, tidak ada respon yang berbeda-beda. Keempat, tidak memakai bahan kimia maka murah. “Jadi satu orang hanya butuh biaya 15-20 ribu rupiah bahan habis pakai hanya kantong itu saja,” ujarnya.
 
Yang terakhir adalah akurat. Berdasarkan hasil uji diagnostik kemarin didapat sekitar 93-95 persen tingkat keakuratannya. Menurut anggota tim pengembangan, setelah ijin edar ini selesai pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan otoritas terkait perihal bagaimana memposisikan alat ini. 
 
“Sejauh apa yang sudah kami peroleh saat ini kami lebih suka mengatakan bahwa alat ini mendampingi rapid-rapid test lain yang sudah ada jadi saling melengkapi,” ungkapnya. (adh)
 

Lihat juga: Deteksi Corona Lewat Hembusan Nafas, Tim Peneliti GeNose: Tingkat Akurasi 90-93 Persen

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:23
01:35
01:45
01:54
01:47
15:24
Viral