Diperkirakan Masih Ada Sisa Energi, Kepala BMKG: Waspada Gempa Susulan! | tvOne

Minggu, 17 Januari 2021 - 12:58 WIB

Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 32 kali gempa susulan di wilayah Majene-Mamuju pascagempa kuat Jumat (15/1) dinihari. BMKG menilai aktivitas tersebut sangat rendah sehingga patut diwaspadai masih ada medan tegangan tersimpan yang dapat memicu gempa kuat susulan.

“Sampai hari ini, kami mencatat ada 34 kali gempa, 2 diatas 5,9 tanggal 14, dan 6,2 tanggal 15 januari lalu. Dan 32 kali adalah gempa-gempa susulan, dengan kekuatan bervariasi, paling tinggi adalah 5,1 magnitudonya,” kata kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Pihak BMKG, kata Dwikorita, terus memonitor gempa-gempa susulan serta memvalidasi dan mendetailkan perhitungan, serta prediksi peluruhan gempa. Selain itu, BMKG juga turun ke Mamuju dan Majene untuk memberika ketenangan kepada warga serta melakukan sosialisasi kegempaan.

“Dengan melihat gempa yang lalu, khususnya di tahun 1969 dengan kekuatan magnitudo 6,9. Kita memproyeksikan ke gempa saat ini, sudah dua kali yakni 5,9 dan 6,2. Dari dua gempa itu, jika dihitung, energinya belum sebesar energy yang dilepaskan pada gempa 1969. Artinya kami memperkirakan, masih ada potensi, ini potensi ya, ini bukan prediksi, karena tidak bisa diprediksi, masih ada sisa energy yang belum dikeluarkan. Nah sisa yang belum dikeluarkan ini, masih ada satu kali lagi gempa 6,2. Tapi sekali lagi ini potensi,” papar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, jika gempa susulan dengan magnitude rendah kerap terjadi, justru dapat menurunkan energy yang tersisa sehingga gempa kuat dengan potensi magnitude 6,2 tidak terjadi. “Seandainya terpecah menjadi beberapa gempa susulan, justru lebih aman, karena kekuatannya keil-kecil. Tapi kalau jarang, bisa berpotensi 6,2. Ini sifatnya perhitungan, sifatnya potensi untuk kepentingan mitigasi, artinya masih harus waspada terhadap gempa susulan,” papar Dwikorita.

Dwikorita sendiri tidak dapat menghitung kapan gempa susulan kuat akan terjadi. Pihak BMKG hanya dapat memperhitungkan jumlah energy yang keluar, dan berapa sisa energy yang belum keluar. “Sekali lagi ini potensi, bukan kepastian. Itu scenario terburuk dimana kita harus berjaga-jaga,” tegas Dwikorita.

Fenomena Kurang Lazim

Hal senada disampaikan Koordinator bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono. "Jika mencermati aktivitas gempa Majene saat ini, tampak produktivitas gempa susulannya sangat rendah. Padahal stasiun seismik BMKG sudah cukup baik sebarannya di daerah tersebut. Sehingga gempa-gempa kecil pun akan dapat terekam dengan baik. Namun hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa gempa Majene ini memang miskin gempa susulan (lack of aftershocks)," kata Daryono.

Daryono menilai fenomena tersebut agak aneh dan kurang lazim. Gempa kuat di kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan magnitudo 6,2 mestinya diikuti banyak aktivitas gempa susulan.

Gempa susulan terjadi pada Sabtu (16/1) pukul 06.32.55 WIB dengan magnitudo 4,8. Episenter terletak di darat pada jarak 29 km arah Tenggara Kota Mamuju. Pusat gempa ini relatif sedikit bergeser ke utara dari klaster seismisitas yang sudah terpetakan. Gempa ini adalah gempa ke-32 yang terjadi sejak terjadinya Gempa Pembuka dengan magnitudo 5,9 pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB. Tetapi gempa ini menjadi gempa ke-23 pascagempa utama dengan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1) dinihari pukul 01.28 WIB.

"Jika kita bandingkan dengan kejadian gempa lain sebelumnya dengan kekuatan yang hampir sama, biasanya pada hari kedua sudah terjadi gempa susulan sangat banyak, bahkan sudah dapat mencapai jumlah sekitar 100 gempa susulan," ujar Daryono.

Dia menyebutkan ada dua kemungkinan yaitu fenomena rendahnya produksi aftershocks di Majene disebabkan karena telah terjadi proses disipasi, di mana medan tegangan di zona gempa sudah habis sehingga kondisi tektonik kemudian menjadi stabil dan kembali normal.

Atau justru malah sebaliknya, dengan minimnya aktivitas gempa susulan ini menandakan masih tersimpannya medan tegangan yang belum rilis, sehingga masih memungkinkan terjadinya gempa signifikan nanti.

"Fenomena ini membuat kita menaruh curiga, sehingga lebih baik kita patut waspada," tambah dia. (ito)

(Lihat Juga: Basarnas Mamuju kerahkan 30 anggota sisir 5 sektor terdampak gempa)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:28
00:58
06:16
01:54
01:38
10:26
Viral