Tanah Longsor di Manado, 3 Orang Tewas Tertimbun Saat Terlelap Tidur | tvOne

Minggu, 17 Januari 2021 - 13:04 WIB

Manado - Hujan lebat memicu tanah longsor di Perkamil, kecamatan Paldua, Manado, Sulawesi Utara. Dikabarkan enam orang meninggal dunia dalam bencana ini. Tiga korban jiwa diantaranya meninggal karena tertimbun longsor saat sedang tidur terlelap.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kota Manado, Donald Sambuaga mengatakan hingga Sabtu (16/1) Pukul 20.00 Wita tercatat lima korban meninggal akibat longsor di Kota Manado dan sekitarnya. "Lima korban meninggal satu di Tikala Baru, tiga di Perkamil dan satu korban di Malalayang Barat, Jalan Sea Manado,"kata Donald di Manado.

Korban meninggal di Kelurahan Tikala, Lingkungan VI, adalah anggota polisi Babinkamtibas di Polsek Tikala, Aiptu Kifni Kawulur (48) yang tertimpa reruntuhan tanah saat membersihkan saluran air di samping rumahnya.

Sedangkan tiga korban meninggal di Perkamil, Manado, dalam keadaan sedang tidur saat tiba-tiba terjadi longsor di belakang rumah. Mereka adalah satu keluarga, yakni Fanny Poluan (50),  Arni Laurens (44) dan Chelsea (8). Sementara satu korban lagi di terjadi di Malalayang Barat, Jalan Sea Manado.

Korban Jiwa Bertambah

Pada Minggu, Donald Sambuaga mengatakan terdapat penambahan satu korban jiwa, namun korban belum ditemukan. "Kami sudah melaporkan ke Gubernur Sulut tentang banjir dan tanah longsor yang melanda Manado, dengan enam korban jiwa, dimana satu orang belum ditemukan," kata Donald, Minggu dini hari.

Korban jiwa yang belum ditemukan yakni San Hasan (30 tahun), warga Lorong Cempaka Jalan Sea Kelurahan Malalayang Barat.

Donald menambahkan, sebanyak sembilan kecamatan dan 33 kelurahan di Kota Manado menjadi daerah terdampak banjir dan tanah longsor.

Kecamatan terdampak bencana tersebut yakni Kecamatan Singkil (lima kelurahan), Kecamatan Tuminting (lima kelurahan), Kecamatan Bunaken (satu kelurahan), Kecamatan Paal Dua (enam kelurahan), Kecamatan Tikala (empat kelurahan), Kecamatan Wenang (dua kelurahan), Kecamatan Sario (tiga kelurahan), Kecamatan Malalayang (empat kelurahan) dan Kecamatan Wanea (tiga kelurahan).

Penyebab Konvergensi Cuaca

Sementara itu, Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi(BMKG) Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle mengatakan bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Kota Manado secara umum disebabkan oleh pusat tekanan rendah di wilayah Australia bagian utara yang menyebabkan konvergensi.

"Hal ini memicu terbentuknya awan-awan hujan yang aktif di seluruh wilayah Sulawesi Utara," kata Ben Arther.

Kejadian hujan lebat tersebut juga dapat dilihat dari kelembaban udara yang relatif lembab dan citra satelit yang menunjukkan terbentuknya awan-awan konvektif potensi terjadi hujan intensitas sedang–lebat dengan durasi lama. Inilah yang menyebabkan kondisi tanah yang semakin jenuh sehingga terjadi banjir dan tanah longsor, jelasnya.

Ben menjelaskan, berdasarkan data BMKG yang ditunjang data input prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Klas II Sam Ratulangi Manado, kondisi cuaca di wilayah Sulawesi Utara masih diliputi awan-awan konvektif untuk beberapa hari ke depan. (ito)

(Lihat Juga: Bantuan sosial mulai didistribusikan kepada para korban gempa Sulbar)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:49
01:41
01:47
06:30
01:40
02:00
Viral