Akibat Diguncang Gempa, RSUD Kabupaten Mamuju Rusak Parah | tvOne

Minggu, 17 Januari 2021 - 14:03 WIB

Mamuju - Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju Rusak parah akibat gempa dengan magnitude 6,2 Jumat lalu. Akibat kerusakan itu pelayanan RSUD tidak bisa beroperasi.

RSUD Kabupaten Mamuju, yang berlokasi di Jalan Kurungan Bassi No. 1, Mamuju, Sulawesi Barat ini rusak parah. Seluruh ruangan terlihat rusak parah. Selain itu, reruntuhan juga nampak di lorong-lorong rumah sakit dan ruang perawatan.

Petugas RSUD mengatakan saat peristiwa terjadi, rumah sakit itu sedang ditutup sementara karena dalam masa sterilisasi pasien Covid-19.

Selain RSUD Mamuju, berdasarkan data BNPB, RS Mitra Manakarra juga mengalami rusak berat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Barat kini berupaya menghidupkan kembali pelayanan kesehatan di sejumlah puskemas setelah terjadi gempa bumi di daerah itu. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulbar dr Muhammad Ichwan mengatakan pihaknya sebelumnya memang lebih memfokuskan kekuatan di rumah sakit untuk memaksimalkan pelayanan.

"Jadi puskesmas-puskesman di Mamuju ataupun di Majene memang kosong dan itu yang coba kami hidupkan (layanan kesehatan) dengan mengirimkan tenaga medis," katanya.

Ia menjelaskan, untuk kondisi di Mamuju memang lebih sulit mendapatkan jaringan data kesehatan masyarakat karena masih lumpuh. Sehingga jika ada korban gempa yang membutuhkan pertolongan medis, maka terpaksa harus dibawa ke Rumah Sakit Regional Sulbar.

Rumah Sakit Darurat

Sementara itu, Pangkalan Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar  segera mengirimkan Rumah Sakit Terapung untuk mengobati korban pascagempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang berdampak pada dua daerah di Provinsi Sulawesi Barat.

"Dikirim Rumah Sakit Terapung bersama tim medis yang memiliki beragam keahlian kesehatan," ujar Komandam Lantamal VI, Laksanama Pertama TNI, Benny Sukardi di Makassar.

Kapal Rumah Sakit yang dikirimkan ke lokasi bencana  KRI Soeharso. Kapal ini dilengkapi peralatan medis yang lengkap, dan seusuai dengan kebutuhan lapangan. "Kapal ini memang dirancang untuk menangani kondisi kedaruratan bencana alam serta membantu penyelamatan korban satunya gempa bumi," paparnya.

Secara terpisah, Pihak Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur juga mengirimkan sebanyak 18 dokter yang tergabung dalam Tim Aju I dan kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) untuk membantu penanganan dampak gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.

"Belasan dokter yang dikirim terdiri atas dua apoteker, dua dokter bedah, dua dokter anestesi, empat dokter umum, empat perawat umum, dua perawat anastesi, dan dua perawat bedah operasi," kata Sekretaris Yayasan Ksatria Medica Airlangga sebagai pengelola operasional RST dr Suwaspodo Henry Wibowo.

Tim Aju I juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dan Surabaya. Mereka diminta hadir menggantikan fungsi rumah sakit di lokasi bencana yang sudah tidak bisa beroperasi. Kapal RSTKA berangkat dari Surabaya Minggu (17/1) dini hari dan masih menunggu meredanya pasang air laut. Setidaknya dibutuhkan waktu tiga hari untuk sampai ke Makassar, Sulawesi Selatan. (ito)

(Lihat Juga: Tanah longsor di manado, 3 orang tewas tertimbun)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:13
03:09
01:56
01:27
00:49
01:46
Viral