Detik-detik Angin Puting Beliung Hantam Waduk Gajah Mungkur | tvOne

Rabu, 20 Januari 2021 - 21:28 WIB

Wonogiri, Jawa Tengah – Angin puting beliung menerjang kawasan Waduk Gajah Mungkur, di Wonogiri, Jawa Tengah. Detik-detik terjadinya fenomena alam ini direkam oleh sejumlah warga melalui kamera ponselnya.

Dalam video yang direkam oleh masyarakat, terlihat pusaran angin berputar di tengah waduk. Kejadian ini berlangsung Rabu, 20 Januari 2021.

Warga yang mengabadikan kejadian ini terdengar takut. Mereka mengucapkan kalimat tauhid berulang-ulang.

“Laa illaa ha illallah,” teriak mereka.

Video-video tersebut viral di media sosial sepanjang sore hingga malam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, membenarkan adanya peristiwa itu.

“Kejadian tersebut sekitar pukul 15.30, kejadian durasinya sekitar 10-15 menit. Tidak ada dampak yang ditimbulkan karena pusaran angin pada saat itu dari tengah menuju ke barat,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto.

 

Fenomena Waterspout

 

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Satmoko di Semarang, Rabu, mengatakan yang terjadi di Waduk Gajah Mungkur adalah fenomena angin langkisau atau puting beliung yang berada di atas permukaan air yang disebut waterspout. Fenomena ini bisa terjadi di permukaan air, seperti danau atau laut.

Menurut dia, waterspout terhubung dengan sejumlah awan, seperti cumulus congestus, cumuliform, dan cumulonimbus.

"Analisis sementara, dinamika atmosfer menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di selatan Indonesia yang memicu belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah," katanya.

Kondisi tersebut, lanjut dia, didukung dengan massa udara yang labil serta kelembapan yang cukup tinggi, dari bawah hingga atas.

Selain itu, menurut Iis, terdapat fenomena MJO (Madden-Julian Oscillaton) aktif, tetapi tidak cukup berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

Ia menyebut peringatan dini cuaca ekstrem sudah dikeluarkan, di mana wilayah Wonogiri termasuk dalam peringatan yang disampaikan itu.

 

BMKG: Tidak semua awan Cumulonimbus sebabkan puting beliung

 

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan tidak semua awan Cumulonimbus (Cb) bisa menyebabkan puting beliung.

"Ada kondisi tertentu seperti ketika kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu mengindikasikan udara sangat tidak stabil," kata dia.

Puting beliung merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai dan keluar dari awan Cb serta terjadi di daratan. Jika terjadi di perairan dinamakan waterspout.

Ia menjelaskan hujan lebat disertai kilat atau petir dan puting beliung berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi (pancaroba).

Baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Kemudian memungkinkan juga terjadi di musim hujan dengan kondisi cuaca seperti di masa peralihan musim.

"Indikasi terjadinya hujan lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang berdurasi singkat," katanya.

Satu hari sebelum terjadinya puting beliung udara pada malam hari hingga pagi terasa panas dan gerah. Hal itu akibat adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 dengan suhu lebih dari 4,5 derajat celsius.

Pada saat bersamaan juga ditandai dengan kelembaban yang cukup tinggi dengan nilai kelembaban udara di lapisan 700 milibar (mb) lebih dari 60 persen.

Selanjutnya mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus atau awan putih berlapis-lapis. Di antara awan tersebut terdapat satu jenis awan yang mempunyai batas tepi dan berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Setelah itu, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus.

"Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras secara tiba-tiba. Apabila hujannya gerimis, maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," ujar dia.

Jika satu hingga tiga hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim pancaroba, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Terkait ciri-ciri puting beliung atau angin kencang berdurasi singkat, luas berkisar lima hingga 10 kilometer. Durasinya cukup singkat yakni kurang dari 10 menit. Kemudian lebih sering terjadi pada peralihan musim.

"Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari dan terkadang menjelang malam," katanya.

Ia menambahkan puting beliung juga tidak bisa diprediksi secara spesifik dan hanya bisa diprediksi setengah hingga satu jam sebelum kejadian. (act)

Lihat juga: NANGIS SESEGUKAN! KESAKSIAN KORBAN TERJANGAN ANGIN PUTING BELIUNG DI BEKASI

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:36
08:00
01:49
09:04
01:41
02:02
Viral