Korban Gempa di Sulbar Rebutan Air Bersih | tvOne

Kamis, 21 Januari 2021 - 14:30 WIB

Majene, Sulawesi Barat – Sepekan pascagempa bumi yang mengguncang Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), ribuan warga masih tinggal di lokasi-lokasi pengungsian. Para korban gempa itu membutuhkan banyak bantuan, terutama air bersih.

Reporter Rasman Abdul Rahman melaporkan dari salah satu tempat mengungsi di Sport Center Majene, bahwa pengungsi kekurangan popok dan susu untuk bayi, serta selimut. Mereka juga kini sudah mulai terserang berbagai penyakit.

Untuk menyuplai kebutuhan korban gempa, mobil water canon milik Polres Majene setiap hari datang ke pengungsian. Para pengungsi yang sudah kehabisan air sejak malam, langsung menyerbu mobil tersebut, Kamis, 21 Januari 2021.

Sayangnya tempat penampungan air yang ada di pengungsian ini hanya berkapasitas 2 ribu liter sehingga tak mampu memenuhi kebutuhan ribuan pengungsi yang telah sepekan tinggal di tenda-tenda darurat.

Mereka berharap pemerintah setempat bisa menambah jumlah tangki penampungan air agar warga tidak lagi berebut air bersih setiap pagi dan sore.

Korban Tewas Bertambah

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Kamis (21/1) pukul 08.00 WIB tercatat korban meninggal akibat bencana gempa bumi magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat bertambah menjadi 91 jiwa.

"Korban meninggal 91 jiwa, hilang tiga orang, luka berat 253 orang, luka ringan 679 orang, dan luka sedang 240 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Sementara itu, warga yang mengungsi berjumlah 9.910 jiwa, yang tersebar di beberapa titik pengungsian, dengan rincian di Kabupaten Mamuju teridentifikasi sementara lima titik pengungsian, seperti di Jalu dua titik, Stadion Mamuju, Gerbang Kota Mamuju, Tapalang, dan Kantor Bupati.

Sedangkan di Kabupaten Majene, dua titik teridentifikasi, yaitu di SPN Malunda dan Desa Sulet Malunda.

Pascagempa, upaya penanganan darurat masih berlangsung dan Gubernur Sulawesi Barat telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi selama 14 hari, terhitung dari 15 hingga 28 Januari 2021.

Lebih lanjut, dia mengatakan, melihat dampak bencana, masyarakat selalu diimbau untuk tetap waspada dan siaga. Terutama terkait bencana hidrometeorologi dan potensi bahaya lain, yaitu gempa bumi yang dapat terjadi setiap saat, seperti yang terjadi di Provinsi Sulawesi Barat. Selain itu, ancaman bahaya lain,yakni pandemi COVID-19 yang masih terus terjadi penularan di tengah masyarakat. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:28
00:58
06:16
01:54
01:38
10:26
Viral