Pengusaha Warteg Mengeluh Pendapatan yang Terus Menurun, Sejumlah Warteg Gulung Tikar | tvOne

Rabu, 27 Januari 2021 - 13:32 WIB

Jakarta – Sepuluh bulan masa pandemi Covid-19 membuat warung makan warteg berada ujung tanduk. Ratusan  pemilik warteg terpaksa harus menutup  usahanya ini  karena merugi. Menyikapi kondisi ini, Kementerian Koperasi dan UKM mempertimbangkan untuk segera memberikan bantuan melalui Banpres Produktif Usaha Mikro.

Rata-rata para pemilik warteg memilih menutup usaha dan pulang  ke kampung halamannya di Tegal dan Brebes, Jawa  Tengah. Sementara warteg yang masih beroperasi  harus puas dengan konsumen yang merosot hingga 50 persen.

"Kurang dari separuh pedagang warteg memilih untuk pulang kampung karena pendapatannya terus menurun karena permintaan yang terbatas. Mereka rata-rata dari Tegal dan Brebes,” kata Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara, Mukroni saat diskusi di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM.

Namun, Mukroni mengklarifikasi isu beredar yang menyatakan 20 ribu warteg telah gulung tikar. Ia menyatakan bahwa angka tersebut tidak benar.

Mereka pun terpaksa harus memutar  otak lebih keras agar  warung tetap beroperasi. Berbagai cara pun dilakukan mulai penyesuain harga dan pilihan makan.

Asosiasi pemilik warteg sudah mengadu ke Kementerian Koperasi dan UKM mengenai nasib mereka. Mereka berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan.

Banpres Produktif Usaha Mikro

Menyikapi pengaduan itu, Kementerian Koperasi dan UKM berencana akan memberikan bantuan bagi sektor ini.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya saat diskusi dengan perwakilan pengurus Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) serta Paguyuban Pedagang Warung Tegal dan Kaki Lima se-Jakarta dan sekitarnya (Pandawakarta) di Kantor KemenkopUKM.

“Data menjadi langkah pertama yang penting untuk mengukur kebutuhan pelaku usaha makanan tersebut,” kata Eddy.

Jika data yang dibutuhkan terkait dengan jumlah warteg yang terdampak bisa dikumpulkan dengan cepat dan tepat, menurut dia, proses pemberian bantuan akan cepat disalurkan.

Bantuan pemerintah kepada pelaku usaha dapat diberikan antara lain melalui Banpres Produktif Usaha Mikro yang sudah berlangsung sejak 2020.

Bantuan modal kerja juga dapat diakses melalui koperasi yang dibantu pembiayaannya melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB KUMKM) atau akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan.

KemenkopUKM juga mendorong kolaborasi seluruh stakeholder usaha warung makan dan kali lima. Misalnya peningkatan kemampuan SDM dan pemberdayaan pelaku usaha dapat difasilitasi lewat program bapak asuh yang melibatkan BUMN dan swasta atau menghubungkan dengan akses pasar dalam program sosial mobilisasi makan gratis yang dibiayai pemerintah/swasta.

Untuk mendata sebaran dan status warteg, KemenkopUKM menggandeng penyedia platform digital antara lain Wahyoo, startup teknologi yang selama ini fokus membantu meningkatkan nilai tambah warteg melalui digitalisasi.

Pada kesempatan itu dibahas upaya untuk bersama-sama mencari solusi tepat bagi berbagai masalah yang selama ini dihadapi oleh para pelaku usaha warung Tegal (warteg) dan pedagang kaki lima apalagi akibat dampak pandemi COVID-19.

Hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris KemenkopUKM Arif Rahman Hakim, Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Eddy Satriya, Staf Khusus MenkopUKM Tb. Fiki C. Satari, Direktur Utama LLP KUKM Leonard Theosabrata, dan CEO Wahyoo Peter Shearer. (ito)

(Lihat Juga: Presiden Jokowi klaim pemerintah berhasil mengendalikan krisis kesehatan dan ekonomi saat pandemi Covid-19)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:49
01:46
04:06
01:58
01:04
09:13
Viral