Detik-detik Penyerbuan 2 Kapal Tanker Asing oleh Bakamla | tvOne Minute

Rabu, 27 Januari 2021 - 17:23 WIB

Pontianak, Klik Disini -  Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menyita dua kapal tanker, masing-masing berbendera Iran dan Panama, karena diduga melanggar hukum internasional. Konfirmasi mengenai dugaan pelanggaran hukum oleh kapal Iran (MT Horse) dan kapal Panama (MT Freya) disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah. “Saat ini tengah dilakukan penyelidikan lebih lanjut guna memperoleh gambaran lebih lengkap atas pelanggaran yang dilakukan,” ujar Faizasyah, Selasa (26 Januari 2021).

Kedua kapal jenis tanker tersebut disita di perairan Pontianak, Kalimantan Barat, pada Minggu (24 Januari 2021), usai terpantau radar KN Marore-322. Pada saat itu, KN-Marore sedang melakukan operasi keamanan dan keselamatan laut dalam negeri.

Saat ditanya apakah kedua kapal tersebut ditangkap karena melakukan transfer bahan bakar minyak ilegal, Kemlu RI tidak menjelaskan lebih lanjut. “Saya tidak bisa mengomentari karena penyelidikan masih berlangsung,” tutur Faizasyah.

Di sisi lain, pemerintah Iran telah meminta Indonesia untuk memberikan penjelasan tentang penyitaan kapal tanker tersebut. Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, penyitaan itu karena masalah teknis dan itu terjadi di bidang perkapalan. "Organisasi Pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalah ini dan menyelesaikannya," kata Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguan yang disiarkan televisi, seperti dilaporkan Reuters.

Iran telah dituduh menyembunyikan tujuan penjualan minyaknya dengan menonaktifkan sistem pelacakan pada kapal tankernya, sehingga sulit untuk menilai berapa banyak ekspor minyak mentah Teheran yang berusaha melawan sanksi Amerika Serikat. Iran mengirim kapal MT Horse ke Venezuela tahun lalu untuk mengirimkan 2,1 juta barel kondensat Iran.

Sementara itu, Bakamla masih melakukan persiapan investigasi dua kapal supertanker MT Hourse berbendera Iran dan MT Freya berbendera Panama. "Sampai sore ini masih penyiapan pemberkasan dan administratif lainnya. Tim dari KL lain masih menyiapkan aspek teknis terkait," kata Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita di Batam, Rabu (27 Januari 2021).

Tim investigasi gabungan menyiapkan berbagai aspek teknis untuk pelaksanaan investigasi dengan melibatkan Bakamla, Kemenlu, Kemenhub (Hubla), Kemenkeu (DJBC), Kemenkumham (imigrasi), KLH, ESDM, TNI AL, dan polisi. Dua kapal tanker itu, kata dia, sudah dilayarkan dan dilabuhkan di Perairan Batuampar Kota Batam Kepulauan Riau.

KN Pulau Marore dan KN Belut Laut ditugasi mengawasi dengan lego jangkar di sekitar kapal tangkapan. Menurut dia, persiapan investasi relatif panjang karena dokumen yang harus disiapkan cukup banyak. Bahkan, jenis pelanggarannya pun beragam. "Setiap pelanggaran tentu membutuhkan dokumen tersendiri, termasuk dua kapal ini, jadi rangkap," katanya menjelaskan.

Tim juga membutuhkan penerjemah bahasa Parsi yang rencananya didatangkan dari Jakarta untuk memperlancar proses. Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa pihaknya akan memeriksa kondisi anak buah kapal yang menjadi tanggung jawab pihaknya.

Ia menyebutkan, terdapat 36 ABK dalam kapal berbendera Iran dan 25 orang ABK di dalam kapal berbendera Panama. "Kemungkinan juga akan dilaksanakan cek swab besok untuk ABK," katanya. (ari/ant)

(Lihat juga 5 Orang Tewas dan Puluhan Warga Keracunan Gas Proyek di Mandailing Natal)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
12:33
02:09
08:03
01:19
03:36
08:48
Viral