Gelombang Pasang Setinggi 4 Meter Terjang Rumah Warga di Pesisir Pantai | tvOne

Minggu, 31 Januari 2021 - 17:25 WIB

Sikka, Nusa Tenggara Timur - Januari hingga Februari mendatang disebut sebagai puncak musim hujan 2021, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (23/1/2021).

Gelombang pasang setinggi 4 meter disertai angin kencang merobohkan satu rumah warga di pesisir pantai utara Pulau Flores, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Meski merupakan kawasan langganan gelombang pasang namun kali ini terjangannya lebih kuat dibandingkan sebelumnya.

Gelombang tinggi disertai angin kencang terjadi beberapa hari terakhir dan menerjang perairan utara Pulau Flores, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Akibatnya sebuah rumah warga di pesisir pantai Desa Namangkewa roboh diterjang gelombang pasang.

Sementara itu, ratusan rumah lainnya terancam roboh jika gelombang tinggi kembali terjadi. Menurut salah seorang warga, La Patola wilayah ini merupakan kawasan langganan gelombang pasang. Namun terjangan gelombang kali ini lebih kuat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Terjadi karena gelombang tinggi, ada rumah warga yang kena di sebelah sana dan sini,” katanya dengan suara yang samar-samar karena kencangnya angin laut. La Patola juga menambahkan jika kejadian ini telah berlangsung selama tiga hari. 

Sementara itu, dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa aktivitas gelombang masih tinggi dan diperkirakan akan terjadi sampai bulan Februari 2021. Warga disekitar pesisir pun diharapkan selalu waspada.

Perkiraan Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah di Indonesia

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini melalui laman resminya www.bmkg.co.id. BMKG menyebutkan jika sepanjang Februari hingga April 2021 Indonesia akan menghadapi sejumlah fenomena alam yang akan terjadi secara bersamaan hingga mengakibatkan cuaca ekstrim.

BMKG mengaku telah memberikan peringatan akan terjadinya cuaca ekstrim yang akan terjadi di wilayah Indonesia pada rentan Januari hingga April 2012 sejak september tahun lalu.
Dari pantauan BMKG cuaca ekstrim terjadi karena adanya sejumlah fenomena alam yang terjadi secara bersama, mulai dari fenomena angin monster Asia yang rutin terjadi tiap tahun dan fenomena Elnina. 

Kedua fenomena alam tersebut membuat curah hujan tinggi dan meningkatnya kecepatan angin di sejumlah wilayah di Indonesia. Dengan terjadinya berbagai fenomena alam tersebut, bencana hidrometrologi diprediksi berpotensi terjadi di wilayah-wilayah yang lingkungan kapastias dan daya dukung bencananya paling rentan.

BMKG telah merilis peringatan dini disejumlah kabupaten/kota di 28 provinsi akan mengalami cuaca ekstrim, salah satunya wilayah Ibu Kota Jakarta. Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, cuaca buruk yang terjadi di Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir ini dipengaruhi adanya sirkulasi Biponik di Samudra Hindia. (adh)

 

Lihat juga: Ribuan Ikan Peternak di Purwakarta Mati, Pertanda Apa Ini?

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:15
01:19
06:20
02:53
02:49
02:12
Viral