Pantau Pintu Air Manggarai, Anies Baswedan Targetkan Banjir Jakarta Surut dalam 6 jam | tvOne

Senin, 8 Februari 2021 - 21:37 WIB

Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memantay kondisi debit air Sungai Ciliwung di pintu air Manggarai, Jakarta Pusat, Senin sore, 8 Februari 2021. Orang nomor satu di ibu kota itu menargetkan banjir yang melanda beberapa kawasan di Jakarta surut dalam enam jam.

Ketika ditinjau, ketinggian muka air di pintu air Manggarai berada di angka 800 sentimeter atau status siaga 3.

Anies mengatakan pihaknya mengantisipasi musim hujan dengan melaksanakan kegiatan Siaga, Tanggap, Galang, yang berarti seluruh jajaran memantau kondisi curah hujan.

"Di Jakarta kita mengantisipasi musim hujan dengan melaksanakan tiga hal; satu siaga, dua tanggap, tiga galang. Siaga artinya seluruh jajaran memantau kondisi curah hujan di kawasan pengunungan yang konsekuensinya adalah debit air yang tinggi dari arah hulu ke hilir,” kata Anies di pintu air Manggarai.

Anies mengapresiasi pengendalian pintu air di Jakarta oleh timnya.

“Hari ini kita menyaksikan bahwa di Bendung Katulampa sempat terjadi ketinggian sampai siaga 2, lalu di Depok juga begitu. Lalu kita pantau di Manggarai dan alhamdulillaah dengan  koordinasi pengelolaan pintu air di Jakarta saat ini kondisinya terkendali,” sambungnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga menyampaikan pengelolaan limpahan air hujan berjalan dengan baik karena program “Gerebek Lumpur” yang diterapkan Pemerintah Provinsi Jakarta.

“Dan kita bersyukur program gerebek lumpur yang kita jalankan selama beberapa bulan terakhir ini menunjukkan hasilnya. Di mana saluran-saluran air dalam sistem drainese di Jakarta sedimentasinya bisa dibersihkan sehingga bisa mengelola limpahan air hujan dengan lebih baik. Kita tentu tetap waspada karena musim hujan belum selesai tetapi tim kita semuanya bersiap dari yang menjaga di pintu air Katulampa, pintu air Depok, dan pintu air Manggarai, dan semua pintu air yang ada di Jakarta,"

Menurut Anies, fokus untuk Jakarta adalah mengendalikan volume air hujan. Apabila curahnya di atas 100 milimeter, maka target dari Pemprov DKI adalah memastikan membuat air kering kembali dalam kurun waktu enam jam.

Selain itu, Gubernur Anies menjelaskan bahwa dalam menghadapi musim hujan Pemprov DKI menilai hal-hal yang perlu diantisipasi ketika musim hujan, yaitu kondisi curah hujan di kawasan hulu, curah hujan lokal, serta melihat kondisi permukaan air laut karena Ibu Kota berada di posisir pesisir pantai.

"Apabila permukaan air laut meningkat, maka kawasan yang persis berdempetan dengan pesisir pantai, berpotensi mengalami banjir. Jadi bukan satu-satunya curah hujan, tapi juga ada seperti ketinggian permukaan air laut," katanya.

Di samping itu, Pemprov DKI telah banyak belajar dari kasus genangan awal tahun 2020, di mana saat persiapan menghadapi musim hujan, seluruh jajaran Dinas SDA telah mengantisipasi sejak tahun lalu. Sehingga, saat ini Pemprov DKI terbantu dalam mengantisipasi situasi jika terjadi hal di luar kendali seperti volume air yang tinggi akibat curah hujan yang intensif.

"Yang sudah kita kerjakan sejak lama adalah pertama pengerukan waduk-waduk di Jakarta sejak tahun lalu. Kedua, pembersihan sendimentasi di saluran saluran dikerjakan dengan luar biasa. Lalu yang ketiga membangun sumur vertikal untuk drainase, keempat memastikan semua pompa air berfungsi dengan baik, karena kita memiliki lebih dari 50 rumah pompa. Kemudian yang kelima adalah pengendalian pintu pintu air, jadi seluruh persiapannya dikerjakan tahun lalu. Hal ini supaya saat musim hujan datang, kita posisinya siaga, dan tanggap," tambah dia. (act)

Lihat juga: WARGA JAKARTA WASPADA! AIR KIRIMAN KATULAMPA DIPERKIRAKAN SAMPAI JAKARTA SORE INI

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:58
06:16
01:54
01:38
10:26
00:54
Viral