Kubu Moeldoko Tuding Ada Pergeseran ideologi di Partai Demokrat

Selasa, 30 Maret 2021 - 18:30 WIB

Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko menyampaikan, keputusannya menerima pinangan jadi ketua umum Partai Demokrat melalui pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 5 Maret 2021 lalu, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.

“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, yang dipantau di Jakarta, Minggu, 28 Maret 2021.

Dalam tayangan berdurasi lebih dari dua menit itu, Moeldoko buka suara mengenai alasannya bergabung sebagai bagian dari Partai Demokrat melalui kongres luar biasa di Sibolangit. Ia mengatakan dirinya telah ditetapkan sebagai ketua umum partai menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” sebut Moeldoko.

“Untuk itu, semua berujung kepada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat,” kata dia menambahkan.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan dirinya tidak perlu meminta izin kepada Presiden Joko Widodo terkait keputusannya menerima tawaran sebagai ketua tandingan Partai Demokrat.

“Terhadap persoalan yang saya yakini benar, dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani presiden. Saya juga khilaf sebagai manusia biasa tidak memberi tahu istri dan keluarga saya atas keputusan yang saya ambil,” terang Moeldoko.

“Untuk itu, jangan bawa-bawa presiden dalam persoalan ini,” ujar dia menambahkan.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono membantah adanya isu pertentangan ideologi di Partai Demokrat yang dilontarkan Moeldoko yang juga ketua Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.

"Kami tegaskan ideologi partai Demokrat adalah pancasila. Demokrat juga menjunjung tinggi kebhinekaan atau pluralisme, ini sudah final, harga mati dan tidak bisa ditawar lagi," tegas AHY dalam jumpa pers menanggapi pernyataan Moeldoko di Jakarta, Senin (30/3).

AHY meminta Moeldoko untuk menjelaskan apa yang dimaksud tarikan ideologi yang ada di Partai Demokrat.

AHY menegaskan partai Demokrat lantang menolak eksploitasi politik identitas, termasuk upaya-upaya membenturkan Pancasila dengan agama tertentu.

AHY mencontohkan Gubernur Aceh dan Papua yang merupakan kader utama Partai Demokrat, menjadi contoh konkret bagaimana implementasi Pancasila dan kebhinekaan dalam organisasi Partai Demokrat.

"Pada saatnya kader-kader Partai Demokrat dari berbagai identitas akan menjelaskan bahwa isu pertentangan ideologi di Partai Demokrat adalah fitnah, hoaks, dan tuduhan yang keji," kata AHY.

AHY meminta Moeldoko untuk mempertanggungjawabkan pernyataan tentang tarikan ideologi di Partai Demokrat, karena itu menyakiti perasaan para penggagas, para pendiri, dan seluruh kader dan simpatisan Demokrat dimanapun berada.

AHY juga mempertanyakan ideologi yang dianut Moeldoko, apakah ideologi yang sifatnya memecah belah yang tidak bertanggungjawab. (act/ant)

Lihat juga: ISU RADIKALISME MENCUAT, RAZMAN NASUTION: SBY 2 PERIODE, HTI DAN FPI BERKEMBANG PESAT

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:49
01:46
04:06
01:58
01:04
09:13
Viral