Bawa Tabung Oksigen, Perjuangan Siswa Naik Gunung Demi Belajar Online | tvOne

Senin, 5 April 2021 - 13:55 WIB

Luwu, Sulawesi Selatan – Seorang siswa yang tengah sakit jantung di Luwu, Sulawesi Selatan berjuang untuk mengikuti sekolah online. Untuk mendapatkan sinyal internet, siswa ini harus digendong sejauh dua kilometer dari rumah menuju pegunungan.

Kondisi Raihana Nurwahid, 18 tahun, siswi kelas 12 SMAN 20 Barombong, Makassar, Sulawesi selatan, harus digendong untuk mencari lokasi agar bisa mengikuti belajar online. Untuk mendapatkan sinyal internet, Raihana harus digendong ayahnya sejauh dua kilometer dari rumah menuju pegunungan.

Raihana Nurwahid harus digendong ayahnya karena sakit jantung yang dideritanya sejak lama. Meski di tengah segala keterbatasannya, Raihana tak putus asa. Dia tetap semangat mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya melalui pembelajaran online.

Terlebih, pada Kamis (1/4) pekan lalu, Raihana harus mengikuti ujian sekolah secara online serentak.

Dokter memvonis Raihana Nurwahid  mengidap kelainan jantung.

Selain harus digendong saat mencari jaringan internet, dia juga kadang ditemani saudaranya untuk membantunya membawa tabung oksigen. Tabung oksigen tersebut harus selalu dibawa karena Raihana sering mengalami sesak nafas.

Sakit jantung yang diderita Raihana sudah berlangsung lama. Kedua orang tuanya bahkan terpaksa harus menjual sawah dan kebun demi biaya berobat. Dan akhirnya, sejak Maret 2020 lalu, Raihana terpaksa pulang ke kampung halaman orangtuanya di Dusun Lumika, Kelurahan Noling, Kecamatan Bulu Ponrang (Bupon), kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

“Karena kondisinya, kadangkala drop, kita tidak bisa prediksi keadaannya. Kata dokter, kondisinya sudah dibawah garis, setiap bulan harus dibawa ke rumah sakit, ke Makassar, bahkan pernah ke Jakarta, tapi belum rejekinya untuk sembuh, karena selalu gagal (pengobatannya),” kata Rahma, ibu kandung Raihana.

Raihana adalah anak berprestasi karena selalu mendapat rangking di kelas, dan semangatnya untuk sembuh tak pernah surut. Dia sering bercerita pada ibunya kelak ingin menjadi dokter.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 20 Barombong Mirdan Midding mengatakan anak didiknya tersebut, sudah dua tahun menderita kelainan jantung.  "Berdasarkan petunjuk dari pimpinan, Raihana kita berikan keringanan dan tidak perlu mengikuti ujian sekolah, mengingat riwayat penyakit yang dideritanya ditambah akses internet yang cukup sulit di desanya," kata Mirdan.

Raihana juga diberikan bantuan kuota internet serta bantuan materil lainnya dari sejumlah dermawan. Bantuan itu diberikan agar Raihana bisa tetap semangat belajar. "Sejak kelas 11 SMA sudah menderita sakit jantung, dan kita bolehkan dia belajar di rumahnya dan tidak harus ke Makassar," katanya. (ito)

(Lihat Juga: Pemprov DKI Jakarta kaji uji coba sekolah tatap muka)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral