Bencana di NTB & NTT Jadi Perhatian Presiden, Jokowi Beri Arahan BMKG | tvOne

Selasa, 6 April 2021 - 18:22 WIB

Jakarta - Selama satu pekan terakhir, cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Seroja telah dirasakan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami dampak paling besar. Cuaca ekstrem tersebut memicu terjadinya bencana banjir bandang dan longsor di kedua wilayah tersebut.

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas penanganan bencana yang melanda wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Presiden memerintahkan untuk mempercepat proses evakuasi dan penanganan korban bencana yang terjadi. Rapat terbatas tersebut dilakukan secara daring dengan diikuti oleh sejumlah menteri kabinet dan dua gubernur di wilayah terdampak bencana. 

Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo meminta kepada menteri-menteri terkait, BNPB, dan Basarnas untuk mempercepat proses evakuasi dan pencarian korban bencana. Presiden juga ingin memastikan jika fasilitas kesehatan darurat dapat dibuat di lokasi-lokasi bencana untuk menjamin kesehatan para warga yang terdampak. 

“Yang pertama percepatan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan. Saya minta Kepala BNPB, Kepala Basarnas, yang dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri serta seluruh jajarannya mengerahkan tambahan personil SAR,” ujar Jokowi dalam keterangannya secara virtual.

Ia berharap dengan adanya pertambahan personil dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau di NTT seperti di Pulau Alor, Pulau Padar dan pulau-pulau lainnya.

"Saya juga minta menteri PUPR untuk mengarahkan alat-alat berat dari berbagai tempat dan jika jalur darat masih sulit ditembus, saya juga minta dipercepat pembukaan akses baik melalui laut maupun udara," ungkap Presiden.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, setidaknya 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dampak cuaca ekstrem yang ditandai munculnya Siklon Tropis Seroja.

Para korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49 orang, dan Alor 12 orang, sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23 orang, dan Lembata 21 orang. Sedangkan ada sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256.

Siklon Tropis Seroja juga mengakibatkan sejumlah kerugian, antara lain 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Sedangkan di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), siklon tropis Seroja mengakibatkan banjir yang menggenang di tujuh kecamatan dan 34 desa antara lain di kecamatan Madapangga, Bolo, Woha dan Monta, Kabupaten Bima. 

Bencana tersebut mengakibatkan 9.245 KK (27.808 jiwa) terdampak serta 4.643 rumah terendam, tiga jembatan penghubung rusak, enam fasilitas pendidikan, tiga perkantoran dan tempat ibadah termasuk 294 hektare lahan pertanian serta 25 hektare lahan perikanan terendam air. Adapun korban jiwa dalam bencana ini ada dua orang meninggal dunia karena hanyut dan 23.759 orang mengungsi sementara ke daerah yang lebih tinggi. (adh)
 

Lihat juga: Pantau Situasi di NTT, Kepala BNPB Datangi Tenda Pengungsi dan Rumah Sakit

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:36
06:06
01:05
01:46
02:38
03:57
Viral