Pro-kontra Vaksin Nusantara, Melki Laka Lena Menuding BPOM Bermain Politik | AKI Pagi tvOne

Senin, 19 April 2021 - 12:25 WIB

Jakarta – Vaksin Nusantara yang digagas eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terus menuai polemik. Sejumlah anggota DPR bersikukuh disuntik dan menyokong vaksin Covid-19 itu meski tak direstui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Proyek vaksin yang diklaim buatan dalam negeri ini dimulai 12 Oktober 2020 dengan penetapan tim uji klinis. Sepuluh hari setelahnya, Badan Litbang Kesehatan menyepakati kerja sama dengan PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) untuk uji klinik vaksin sel dendritik SARS-CoV-2. Setelah itu, uji klinis fase I dimulai pada 23 Desember 2020. Tak lama kemudian, tepatnya 16 Februari 2021, Vaksin Nusantara masuk uji klinis fase II.

Vaksin ini sempat dibahas di rapat-rapat Komisi IX DPR RI beberapa kali. Bahkan, tak jarang anggota dewan mendesak pemerintah mendukung vaksin ini dengan alasan buatan anak negeri. Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Rabu (10/3).

Hal menarik dari Vaksin Nusantara ini, tentu saja adanya nama mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di dalamnya. Vaksin itu disebut sudah memasuki serangkaian tahap uji klinis fase dua.

Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa Vaksin Nusantara bersifat personal dan efektif untuk segala usia, mulai dari anak-anak hingga di atas 60 tahun, termasuk bisa digunakan untuk semua penyakit penyerta (komorbid).

Vaksin Nusantara yang kini memantik polemik, setelah adanya pernyataan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang intinya masih ada proses yang mesti dilengkapi dan diperbaiki serta disempurnakan oleh tim peneliti dan penemunya.

Kepala BPOM Penny Lukito dalam pernyataan-pernyataan media yang dilansir media massa pada Rabu (14/4) 2021), di antaranya menyatakan komponen utama pembuatan Vaksin Nusantara diimpor dari AS, di antaranya antigen, GMCSF, medium pembuatan sel dan alat-alat untuk persiapan pembuatannya.

Ada juga narasi tim peneliti Vaksin Nusantara tidak melalukan uji praklinik terlebih dahulu pada hewan sebelum kepada manusia dan beberapa lainnya.

Namun, dari pihak Terawan, memberikan respons balik. Ia bahkan menegaskan Vaksin Nusantara sangat aman digunakan untuk vaksinasi anti-COVID-19 itu.

Tanggapan lain dari Terawan atas pernyataan BPOM, uji klinis pada hewan terhadap Vaksin Nusantara sudah dilakukan di AS, yakni di AIVITA Biomedical. Bahkan, hasil uji klinik mengenai vaksin itu aman dan efikasinya oleh pihak ketiga di AS sudah dikerjakan.

Keinginan untuk bisa memiliki dan memproduksi vaksin di dalam negeri, sebenarnya juga menjadi komitmen dari Presiden Joko Widodo. Guna mempercepat penanganan COVID-19 di Indonesia, pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tanggal 3 September 2020 telah membentuk Tim Pengembangan Vaksin COVID-19. (mii)

Lihat Juga: Siti Fadilah Buka Suara Soal Vaksin Nusantara | AKI Pagi tvOne

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:33
02:33
01:15
01:45
08:58
01:43
Viral