Kecelakaan Kapal Selam Pertama di Indonesia, Pengamat: Masalah Usia Tidak Menjadi Suatu Alasan

Kamis, 22 April 2021 - 08:51 WIB

Jakarta - Keberadaan Kapal Selam Nanggala 402 yang membawa 53 awak Kapal, masih belum diketahui setelah  hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari, sesaat setelah mendapat persetujuan penyelaman di perairan laut Bali. Titik koordinat hilangnya kapal Selam diketahui berada sekitar 60 mil atau 95 kilometer dari arah utara pulau Bali. Dan ini adalah kali pertama hilangnya Kapal Selam di Indonesai.

Kapal selam KRI Nanggala dibuat pada tahun 1977 oleh pabrik Howaldtswerke di kota Kiel, Jerman Barat. Berdasarkan spesifikasi pabrik, KRI Nanggala termasuk Kapal Selam tipe u-209/1300. Kapal Selam tempur ini,  kemudian bergabung dengan TNI Angkatan Laut sejak tahun 1981 dan diberi nama Nanggala sesuai dengan senjata pamungkas milik tokoh pewayangan Prabu Baladewa.

Kapal Selam KRI Nanggala 402 memiliki ukuran yang cukup masif dengan dimensi 59,5 meter kali 6,3 meter kali 5,5 meter, kapal Selam ini memiliki bobot 1.365 ton. Kekuatan KRI Nanggala juga membuatnya patut jadi andalan dengan penggerak diesel elektrik, kapal selam ini mampu melaju dengan kecepatan 25 knot. KRI nanggala juga dilengkapi dengan pemindai sonar teknologi terkini serta persenjataan mutakhir seperti torpedo dan beragam senjata lainnya.

Menurut pengamat Milter dan Intelejen, Susaningtyas Kertopati perawatan menjadi kunci keandalan KRI Nanggala, dan usia alustita tidak mempengaruhi kinerja alusista jika perawatan dilakukan dengan baik.

"Meski usianya sudah cukup tua, tapi tidak menjadi alasan suatu alusista mengalami hilang kontak, memang dalam hal ini apabila ada mantance yang baik harusnya alusista bisa dapat dipakai dengan baik.”

Nuning menambahkan, dalam insiden tersebut sebenarnya masih ada peluang KRI Nanggala-402 untuk melakukan combat SAR. Pasalnya kemampuan menyelam normal pada ambang batas kedalaman operasional adalah 48 jam. Lalu ditambah cadangan darurat untuk 24 jam sehingga total 72 jam.

“Menurut kemampuan tersebut kesempatan masih terbuka melakukan operasi Combat SAR sampai dengan 58-60 jam ke depan, dan kesempatan ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Salah satunya dengan mengundang Angkatan Laut negara lain untuk melaksanakan misi kemanusiaan tersebut.” Jelasnya.

Sebelumnya, kapal selam ini pernah menjalani perawatan di salah satu galangan kapal korea selatan pada tahun 2009 hingga 2012.  Setelah pemeriksaan KRI Nanggala juga dilengkapi dengan pemindai sonar teknologi terkini serta persenjataan mutakhir seperti torpedo dan beragam senjata lainnya. (mii)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:49
01:41
01:47
06:30
01:40
02:00
Viral