Waketum PB IDI: Isolasi Mandiri Hanya Untuk Pasien Dengan Gejala Ringan

Sabtu, 10 Juli 2021 - 19:03 WIB

Jakarta - Banyaknya kabar warga yang melakukan isolasi mandiri dan mengalami penurunan kondisi namun tidak dapat menjangkau layanan kesehatan, sehingga berujung pada kematian. 

Kasus seperti ini biasanya diawali dengan tidak adanya akses untuk berkonsultasi dengan tenaga medis selama menjalani isolasi mandiri sehingga tidak ada evaluasi dan arahan untuk menentukan kondisi mereka.

Menurut Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Slamet Budiarto, isolasi mandiri hanya untuk yang bergejala ringan atau bahkan orang tanpa gejala.

“Jadi sebenarnya, isolasi mandiri itu hanya untuk pasien atau penderita COVID-19 dengan gejala ringan yaitu demam satu dua hari, batuk pilek ringan, kemudian saturasi oksigennya masih di atas 95, kemudian frekuensi nafasnya dalam satu menit di bawah 20,” tutur dr. Slamet.

Namun, dr. Slamet pun menambahkan, karena terjadi ledakan angka kasus COVID-19 varian Delta ini, maka rumah sakit pun tidak sanggup untuk menampung pasien lagi karena overload.

Sehingga, pihak rumah sakit memilih pasien-pasien yang memang membutuhkan penanganan darurat dengan kriteria sedang-berat-kritis terlebih dahulu yang memang dapat dirawat di rumah sakit. 

Hal ini yang menyebabkan pasien atau penderita COVID-19 dengan gejala ringan ke sedang kemungkinan besar sulit untuk mendapatkan penanganan di rumah sakit dan berakhir dengan isolasi mandiri.

Celakanya, penderita COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri ini tidak mendapatkan pengawasan dari tenaga medis maupun dari tenaga kesehatan.

Para pasien bingung dan sulit untuk bertanya perihal gejala yang dirasakan sedangkan mereka pun tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah. 

Sulitnya akses layanan kesehatan inilah yang membuat banyak pasien isolasi mandiri merawat dirinya sendiri dengan seadanya dan ketika terjadi perburukan, sudah terlambat bagi mereka untuk diselamatkan.

Menurut dr. Slamet, perbedaan varian Delta dengan varian sebelumnya, pada varian Delta banyak penderita COVID-19 yang sudah mengalami desaturai atau penurunan saturasi oksigen dengan cepat. Ini yang membuat kematian pasien COVID-19 sangat besar.

Perlu ada persiapan bagi penderita COVID-19 yang akan melakukan isolasi mandiri. 

Pertama, pasien harus selalu mengukur suhu tubuh. Dua, pasien juga harus memiliki alat untuk mengukur saturasi oksigen, pulse oximeter. Ketiga, harus menyiapkan obat-obatan. Penderita COVID-19 yang akan melakukan isolasi mandiri harus datang tau menghubungi puskesmas terdekat untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sehingga dapat didiagnosa oleh tenaga kesehatan parah tidaknya seseorang untuk dapat melakukan isolasi mandiri atau harus dirawat di rumah sakit. (awy)
Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:36
08:00
01:49
09:04
01:41
02:02
Viral