PMK Meluas, Gara-gara Sapi India?

Rabu, 15 Juni 2022 - 09:58 WIB

Kuningan, Jawa Barat - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat terus meluas. Sedikitnya hingga saat ini, jumlah hewan ternak sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku mencapai 1.500 ekor sapi, 33 diantaranya akhirnya mati.

Penyebaran kasus PMK di Kabupaten Kuningan juga telah menyebar hingga 16 kecamatan. Melonjaknya wabah PMK membuat stok obat-obatan untuk pengobatan sapi habis.

Serangan penyakit mulut dan kuku pada ternak sapi di Kabupaten Malang, Jawa Timur semakin ganas. Dari populasi 50.000 ekor sapi perah di tiga kecamatan di Kabupaten Malang 11.001 dinyatakan positif penyakit mulut dan kuku.

Akibat PMK produksi susu sapi juga menurun drastis. Bahkan saat ini juga tidak memproduksi karena tidak mau makan dan yang paling tragis kematian sapi akibat PMK terus meningkat. Di tiga kecamatan di Malang lebih dari 1.000 ekor sapi mati.

Kondisi menyedihkan juga dialami peternak sapi di Bantul, Yogyakarta. Sedikitnya 973 sapi peternak terindikasi terkena PMK. Sebelumnya di kecamatan Pleret, Sebanyak 570 sapi lebih dulu divonis terserang PMK. petugas pos kesehatan hewan hanya bisa memberikan obat kepada sapi lantaran vaksin anti PMK belum diedarkan. 

Sementara itu di Asahan, Sumatera Utara akibat meluasnya Serangan wabah penyakit mulut dan kuku puluhan peternak sapi mengalami kerugian. Selain merugikan sebagian besar peternak juga kewalahan akibat mahalnya vaksin anti PMK yang tembus Rp100.000 per ekor.

Meluasnya wabah PMK pada sapi yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia menuai keprihatinan. Tidak hanya merugikan peternak hingga ratusan juta rupiah, wabah PMK diprediksi semakin meluas jika vaksinasi anti PMK tidak disegerakan.

Seiring semakin dekatnya Hari Raya Kurban masyarakat pun ikut khawatir hewan kurban yang mereka beli terkontaminasi PMK.

Menurut Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, drh Slamet, PMK merupakan akibat dari Omnibus Law dan impor sapi India. Dirinya mengaku, sudah mengingatkan ketika pemerintah membuka keran impor sapi berbasis zonanisasi, bukan negara.

Ketika akhirnya Kementan mengimpor sapi dari Indonesia yang harganya lebih murah, mendadak wabah PMK menyebar di seluruh Indonesia. Ribuan hewan ternak milik warga tiba-tiba mati secara bersamaan di berbagai daerah. 

Kedatangan sapi impor asal India yang memang belum bebas PMK dicurigai sebagai sumber penyebaran wabah tersebut.

Indonesia sebelumnya sudah dinyatakan bebas PMK pada tahun 1986. Hal itu ditandai terbitnya Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 260/Kpts/TN/510/5/1986. Empat tahun berselang, Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengeluarkan resolusi OIE Nomor XI Tahun 1990 berisi pengakuan Indonesia yang sudah bebas PMK.(awy)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
00:52
Viral