Keluarga Korban TPPO di Myanmar mengaku mengalami intimidasi.
Sumber :
  • Endra Kusumah

Diteror Enam Orang ke Rumah, Setelah Paman Noviana Korban TPPO di Myanmar, Memviralkan Agen Penyalur di Media Sosial

Jumat, 12 Mei 2023 - 19:56 WIB

Bandung Barat, tvOnenews.com - Keluarga Noviana Indah Susanti (37), salah satu korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO ) di Myanmar mengaku, sejak lama sebelum pelaku ditangkap, ia mendapat intimidasi dari beberapa pihak. Malah saking nekatnya, para pelaku yang berjumlah 6 orang mendatangi rumah Tomi (paman dari Noviana) yang berada di Bali.

Adik Noviana, Dinda Meidhita mengatakan, bahwa pihak keluarga dalam hal ini pamannya, sudah merasakan intimidasi tersebut sejak tiga minggu lalu. Yaitu pada tanggal 29 April 2023, setelah sang paman  memviralkan foto kedua agen penyalur Noviana melalui media sosial.

“Dari situ sekitar tanggal 1 Mei 2023, kediaman omnya di Bali sudah didatangi 6 orang, dengan berpura-pura telah membuat schedule dengan Tomi (paman Novi), padahal dari situ tidak ada janji sama sekali,” ungkap Dinda Meidhita saat ditemui dikediamnnya, Jumat (12/05/2023).

Menurutnya, belajar dari pengalaman pamannya, beruntung para keluarga korban TPPO yang lain, tidak mendapatkan ancaman dari komplotan pelaku atau pihak-pihak yang ikut terlibat. Namun ancaman intimidasi tersebut tetap perlu diantisipasi karena kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dialami oleh puluhan korban, yang terkait dengan jumlah anggota keluarga yang banyak. Selain itu para pelaku diyakini memiliki jaringan yang luas.

“Nah, akhirnya dari situ omnya ketakutan, jadi kaya ada teror dari mereka. Kalau dari saya sendiri, perwakilan keluarga korban lebih baik kasus ini dilaporkan ke lembaga perlindungan saksi dan korban (LPSK), sebagai perlindungan kita semua,” ujar Dinda.

Selain jaminan keamanan Dinda menuturkan, para keluarga korban mengajukan permohonan perlindungan untuk mendapat pendampingan psikologis dari tim psikolog LPSK. Pasalnya banyak keluarga korban mengalami trauma akibat penyekapan anggota keluarganya di Myanmar, sehingga butuh pendampingan psikologis untuk memulihkan trauma agar tidak berkepanjangan.

Terlebih menurut informasi dari kakaknya, selama disekap di Myanmar banyak pekerja migran mendapat kekerasan fisik hingga mengalami luka berat.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:04
01:52
00:44
03:48
01:02
01:32
Viral