Arsip - Kondisi tebing yang longsor akibat tergerus arus Sungai Pelus, Kelurahan Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, saat terjadi banjir pada Senin (19/9/2022) malam. (ANTARA).
Sumber :
  • ANTARA

Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Ini Langkah yang Disiapkan BPBD Banyumas.

Kamis, 5 Oktober 2023 - 12:00 WIB

Purwokerto, tvOnenews.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir.

Langkah tersebut dipersiapkan karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.

"Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Kamis (5/10/2023).

Menurut dia, pihaknya juga memetakan potensi bencana tanah longsor dan banjir.

BPBD juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) khususnya Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak selaku pihak yang berwenang terhadap sungai-sungai di Banyumas.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan menggelar apel kesiapsiagaan sebagai titik awal dari gerakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah Banyumas.

"Apel tersebut juga sebagai upaya pencegahan ancaman maupun pengurangan risiko bencana pada musim hujan dengan cara membersihkan gorong-gorong, saluran air, dan sebagainya," jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan masyarakat sebenarnya juga telah mengetahui dan memahami lokasi-lokasi rawan tanah longsor di daerahnya.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor diimbau untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana tersebut dengan mengakses informasi cuaca melalui media sosial yang dikelola BPBD Banyumas maupun BMKG.

"Juga melakukan deteksi dini terhadap potensi bencana longsor, termasuk menutup rekahan-rekahan tanah dengan tanah liat agar tidak longsor karena kemasukan air saat hujan," katanya.

Tanah di daerah perbukitan atau tebing yang mengalami retak-retak akibat kemarau sangat berpotensi untuk longsor ketika terkena air hujan.

Selain itu, lanjut dia, kerimbunan pepohonan di tebing juga harus dikurangi agar tanahnya tetap kuat menahan beban ketika musim hujan.

"Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon," ungkapnya.

Disinggung mengenai dampak musim kemarau, Budi mengatakan pihaknya hingga saat ini masih menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan.

Berdasarkan data hingga Kamis (5/10/2023) pagi, kata dia, jumlah warga yang terdampak kekeringan mencapai 20.625 keluarga yang terdiri atas 66.805 jiwa yang tersebar di 58 desa dari 17 kecamatan.

"Hingga saat ini, bantuan air bersih yang telah didistribusikan oleh BPBD bersama institusi lainnya mencapai 592 tangki yang setara 2.862.000 liter serta 510 galon air mineral. Bantuan air bersih juga didistribusikan untuk dua sekolah di Banyumas," jelasnya.

Ia mengatakan dari jumlah tersebut, bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyumas dan telah disalurkan oleh BPBD sebanyak 371 tangki setara 1.782.000 liter. (Ant/Dan)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:06
01:46
08:21
03:43
06:21
13:18
Viral