Anak sekolah naik motor distop polisi..
Sumber :
  • Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno

Orangtua Bebaskan Anak Naik Motor, 15 Ribu Anak Terjaring Patroli Lalu Lintas di Jawa Tengah

Jumat, 8 Maret 2024 - 15:24 WIB

Semarang, tvOnenews.com - Polda Jawa Tengah mencatat ada 15.321 anak di bawah 15 tahun terjaring patroli lalu lintas sepanjang tahun 2023 lalu.

Hal ini dinilai memprihatinkan, karena sikap orangtua yang begitu mudah mengijinkan anaknya berkendara meski belum cukup umur.

Seperti terpantau dalam Operasi Keselamatan Lalu Lintas Candi 2024 yang saat ini masih berlangsung. Sejumlah anak dibawah umur masih ikut terjaring polisi yang tengah mengadakan patroli.

"Masih ditemukan anak-anak di bawah umur yang melanggar lalu lintas. Kami imbau kepada orang tua agar tidak mudah mengijinkan anak-anak di bawah umur mengendarai motor atau mobil apalagi melintas di jalan raya," kata Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu Setianto, Jumat (8/3/2024)

Pelanggaran lalu lintas oleh anak di bawah umur, lanjut Satake, sering terjadi di Jawa Tengah. Padahal, setiap kecelakaan hampir selalu berawal dari pelanggaran lalu lintas.

Maka, momen operasi keselamatan lalu lintas saat ini, berupaya menekan kecelakaan lalu lintas, termasuk juga kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak

"Mengemudi tidak hanya membutuhkan kesiapan fisik dan mental tapi juga skill serta pengetahuan berlalu lintas yang baik. Jangan mudah memberikan akses kendaraan kepada anak-anak. Secara legal, seseorang baru bisa mendapatkan SIM di usia 17 tahun dan mempunyai KTP," tegasnya.

Data banyak anak yang naik sepeda motor, menjadi perhatian sejumlah pengamat. Pakar psikologi Universitas Diponegoro, Dr. Hastaning Sakti, M.Kes mengungkapkan, ia merasa amat prihatin terhadap anak-anak yang melakukan aksi kebut-kebutan di jalan raya. Awalnya mereka diberi kelonggaran oleh orang tua, tapi ujung-ujungnya malah ngebut di jalan.

"Dari sisi psikologis, anak-anak dibawah umur cenderung merasa dirinya adalah raja m dan bisa melakukan banyak hal. Kalangan ini cenderung berpikiran pendek dan emosi yang kurang matang," jelasnya.

Hal itu, lanjutnya, dipengaruhi oleh amigdala yang mereka miliki. Amigdala merupakan bagian dalam anatomi otak yang berhubungan dengan proses emosi, perilaku, dan memori.

"Bila mendengar suara motor yang kencang di belakang mereka. Maka mereka akan memacu kendaraan supaya tidak tersusul," jelas pakar psikoneuroimunologi dan psikologi transpersonal tersebut.

"Perlu sesekali ada upaya untuk efek jera. Perlu warning. Orang tua juga harus ikut memberikan pemahaman bahwa mengendarai kendaraan di jalan raya itu butuh tanggung jawab dan ada konsekuensinya," katanya. (tjs/buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:15
01:19
06:20
02:53
02:49
02:12
Viral