Waketum PSSI Iwan Budianto usai menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim, Kamis (20/10/2022) terkait tragedi Kanjuruhan, Malang..
Sumber :
  • (ANTARA/Willy Irawan)

Diperiksa Lebih Lama Dibanding Iwan Bule, Waketum PSSI Dicecar 70 Pertanyaan oleh Polisi

Kamis, 20 Oktober 2022 - 20:54 WIB

Iwan Bule sebelumnya meminta penjadwalan ulang atas dirinya sebagai saksi dalam kasus tragedi Kanjuruhan. Ia berdalih memiliki agenda lain yang harus dihadiri.

Wakilnya, Iwan Budianto, memiliki alasan yang sama sehingga menunda juga pemeriksaan. Mereka berdua harus mendampingi Presiden FIFA bertemu Presiden Jokowi.

Selain memeriksa Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI, penyidik juga meminta keterangan saksi ahli lainnya yaitu dokter Rumah Sakit Saiful Anwar yang menjadi tempat penanganan medis korban tragedi Kanjuruhan.

Iwan Bule Bermain Bola Bersama Presiden FIFA

Potret Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, tengah bermain sepak bola bersama Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Stadion Madya, Selasa (18/10/2022), menjadi sorotan ketika korban tragedi Kanjuruhan dikonfirmasi bertambah pada hari yang sama.

Pertemuan PSSI dengan FIFA diwarnai dengan pertandingan persahabatan antara kedua pihak dalam agenda penting untuk membahas transformasi sepak bola Indonesia dengan federasi sepak bola internasional tersebut.

"Presiden FIFA beserta rombongan mengajak PSSI untuk bermain sepak bola. Ini bagian dari keinginan beliau," kata Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, seperti dikutip dari Antara News.

Sementara itu, seorang Aremania korban gas air mata tragedi Kanjuruhan meninggal pada Selasa (18/10/2022), sehingga total korban jiwa adalah sebanyak 133 orang. Korban berinisial A (33) itu sempat dirawat di ruang ICU selama 18 hari sampai dinyatakan meninggal pukul 13.20 WIB.

"Kabar duka dari RSSA, Andi Setiawan Aremania asal Mergosono meninggal dunia setelah dirawat intensif. Sam Andi adalah korban gugur ke -133 tragedi Kanjuruhan. Semoga husnul khatimah nawak," kata salah satu akun suporter Aremania di Instagram @aremadesign yang turut menyampaikan duka cita kepada korban.

Direktur Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, dr. Kohar Hari Santoso mengkonfirmasi korban yang meninggal dunia itu terlebih dahulu menjalani perawatan intensif selama 18 hari di rumah sakitnya. Namun kondisinya terus memburuk. (hsn/fan/ant/muu)

Berita Terkait :
1 2 3
4
Tampilkan Semua
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:35
06:40
02:00
05:21
02:44
09:37
Viral