Tradisi Lampu Colok di Pekanbaru.
Sumber :
  • Muhammad Arifin

Tradisi Lampu Colok Hiasi Malam Penghujung Ramadan di Pekanbaru

Sabtu, 30 April 2022 - 01:43 WIB

Pekanbaru, Riau - Hiasan Lampu colok merupakan sebuah tradisi masyarakat di Riau. Secara turun-temurun tradisi ini dilaksanakan pada malam 27 Ramadan atau sering disebut malam 7 likur jelang hari raya Idul Fitri.

Bagi masyarakat di daerah setempat lampu colok memiliki nilai agamis, gotong royong, dan rasa kebersamaan.

Lampu colok dibuat dengan berbagai model. Ada berbentuk miniatur masjid, lafaz Allah, ayat suci Alquran dan simbol-sombol Islam lainnya. Hiasan lampu ini dibuat dari dari kaleng bekas. Dikaitkan di atas bingkai berupa menara kayu, berdiri tegak dan kokoh. Tingginya mencapai puluhan meter. 

Lampu sendiri merujuk pada kaleng-kaleng bekas minuman ringan bersoda. Diberi seuntai sumbu dan bahan bakar minyak tanah atau solar.

Sementara colok merujuk pada cara unik untuk menyalakan lampu dengan menggunakan tongkat kayu atau bambu yang menyala di ujungnya. Hiasan lampu colok biasanya mulai dinyalakan beberapa saat setelah waktu salat maghrib dan menjadi pemandangan indah bagi mereka yang berangkat dan pulang shalat tarawih dari Masjid.

Bagi orang yang pertama kali melihat lampu colok, pasti tidak dapat menyembunyikan takjubnya terhadap menara lampu membentuk gambar masjid.

Untuk menjaga tradisi unik ini agar tidak tenggelam ditelan zaman, Pemprov Riau melaksanakan Festival Lampu Colok Kreatif.

Berita Terkait :
1
2 3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:18
01:54
01:26
03:14
02:13
03:28
Viral