Nilai tukar Dolar merosot, Bitcoin capai rekor tertinggi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO

Dolar AS Anjlok di Pasar Global, Rupiah Kamis Pagi Tetap Melemah 26 Poin

Kamis, 21 Oktober 2021 - 09:55 WIB

Greenback mencapai tertinggi satu tahun terhadap sekeranjang mata uang lainnya pekan lalu karena pelaku pasar meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan untuk memadamkan tekanan harga yang terus meningkat.

Namun demikian, taruhan itu telah memudar sementara investor memperkirakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif di negara lain dan karena mata uang terkait komoditas termasuk dolar Kanada dan Australia berkinerja lebih baik.

"Ketika berbicara tentang bank sentral, ada banyak perkiraan agresif di luar sana," kata Bipan Rai, kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto, mencatat bahwa pasar kemungkinan melebih-lebihkan seberapa cepat kenaikan suku bunga akan terjadi.

Rai memperkirakan, dolar dapat berkinerja lebih baik jika investor mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga di negara lain, meskipun "itu adalah sesuatu yang akan membutuhkan waktu untuk diperbaiki."

“Ketika dukungan datang untuk mendorong, mengingat fundamental yang mendasari di Amerika Serikat, yang masih sangat konstruktif untuk pertumbuhan, kami pikir The Fed mungkin akan menjadi bank sentral yang menaikkan suku bunga selama tahun-tahun mendatang dengan sedikit kenaikan lebih agresif daripada yang diperkirakan pasar saat ini,” kata Rai.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali pada akhir 2022. Gubernur Fed Randal Quarles pada Rabu (20/10/2021) mengatakan, bahwa sementara sudah waktunya bagi The Fed untuk mulai menghentikan program pembelian obligasi, akan terlalu dini untuk mulai menaikkan suku bunga dalam menghadapi inflasi tinggi yang kemungkinan akan surut tahun depan.

The Fed juga mengatakan dalam Beige Book terbarunya bahwa ekonomi AS tumbuh pada tingkat "sedang hingga moderat" pada September dan awal Oktober, karena lonjakan kasus COVID-19 terbaru memuncak dan mulai surut.

Ahli strategi valas ING mengatakan dalam catatan klien bahwa penurunan dolar baru-baru ini dapat disebabkan oleh kombinasi pasar yang menutup posisi beli-dolar dan "lingkungan risiko yang tidak berbahaya, di mana musim laporan laba AS yang kuat terus mengimbangi kekhawatiran inflasi/pengetatan moneter."

Berita Terkait :
1 2 3
4
5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:33
02:33
01:15
01:45
08:58
01:43
Viral