Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.
Sumber :
  • Istimewa

Tahun Keketuaan KTT G20, Presiden Jokowi Apresiasi Pencapaian Sejumlah Indikator Makro Ekonomi 

Rabu, 17 Agustus 2022 - 13:11 WIB

Jakarta -  Tahun 2022 yang menjadi tahun penting bagi Indonesia seiring dengan tanggung jawab menjadi Presidensi KTT G20 dinilai Presiden Joko Widodo adalah tahun yang penuh tantangan, sekaligus mampu berjalan ke arah perbaikan ekonomi.

"Alhamdulillah, Indonesia mendapatkan apresiasi sebagai salah satu negara yang berhasil mengatasi pandemi dan memulihkan ekonominya dengan cepat. Pemulihan ekonomi Indonesia dalam tren yang terus menguat, tumbuh 5,01 persen di Triwulan I 2022 dan menguat signifikan menjadi 5,44 persen di Triwulan II tahun 2022," kata Presiden Joko Widodo saat menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang (RUU)  tentang APBN Tahun Anggaran 2023 Beserta Nota Keuangannya di Jakarta, Selasa 16 Agustus 2022.

Sektor-sektor strategis seperti manufaktur dan perdagangan tumbuh secara ekspansif, didukung oleh konsumsi masyarakat yang mulai pulih serta solidnya kinerja ekspor. Neraca perdagangan telah mengalami surplus selama 27 bulan berturut-turut. Sektor manufaktur yang mengalami pemulihan kuat menopang tingginya kinerja ekspor nasional. Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi hilirisasi industri yang kita jalankan sejak tahun 2015. Tingginya kinerja ekspor juga didukung oleh sektor pertambangan seiring dengan meningkatnya harga komoditas global.

Sektor transportasi dan akomodasi yang paling terdampak pandemi juga mulai mengalami pemulihan. Masing-masing tumbuh 21,3 persen dan 9,8 persen pada Triwulan II tahun 2022. Pada Juli 2022, Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) meningkat juga menjadi 51,3 persen, mencerminkan arah pemulihan yang semakin kuat pada Semester II.

"Laju inflasi Indonesia masih jauh lebih moderat dibandingkan dengan negara lain. Per Juli, tingkat inflasi Indonesia sebesar 4,9 persen year on year. Hal itu ditopang oleh peran APBN dalam menjaga stabilitas harga energi dan pangan. Konsekuensinya, anggaran subsidi dan kompensasi energi pada tahun 2022 meningkat menjadi Rp502 triliun," kata Presiden.

Untuk tahun 2023, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sebesar 5,3 persen. Kita akan berupaya maksimal dalam menjaga keberlanjutan penguatan ekonomi nasional.

"Arsitektur APBN tahun 2023 harus mampu meredam keraguan, membangkitkan optimisme, dan mendukung pencapaian target pembangunan, namun tetap dengan kewaspadaan dan kehati-hatian yang tinggi," kata Presiden.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:13
01:07
03:09
04:29
01:56
01:27
Viral