Ilustrasi - Emas batangan dan uang kertas Dolar AS dalam branka.
Sumber :
  • ANTARA/REUTERS/Heinz-Peter Bader/aa.

Emas Melejit di Tengah Dolar yang Melemah

Rabu, 21 Desember 2022 - 06:27 WIB

Chicago - Harga emas terus meroket pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dari kerugian sesi sebelumnya dan kembali berada di atas level psikologis 1.800 dolar AS. Kenaikan harga enas, karena greenback melemah setelah bank sentral Jepang (BoJ) secara tak terduga mengubah kebijakan moneternya.

Dolar AS melemah pada perdagangan Selasa (20/12/2022), di tengah penguatan yen Jepang dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, merosot 0,69 persen menjadi 104,0110.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 27,70 dolar AS atau 1,54 persen menjadi ditutup pada 1.825,40 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.832,40 dolar AS dan terendah di 1.793,70 dolar AS.

BoJ mengumumkan pada Selasa (20/12/2022) bahwa mereka akan melonggarkan kebijakan pengendalian ketat imbal hasil obligasi pemerintah, membuat yen Jepang melonjak terhadap dolar AS.

Pada jumpa pers pasca-pengumuman, Gubernur BoJ Kuroda berusaha menekankan bahwa perubahan itu "bukan kenaikan suku bunga," tetapi untuk meningkatkan fungsi pasar obligasi. Dia menegaskan kembali terlalu dini untuk membahas jalan keluar dari stimulus.

Investor juga khawatir tentang potensi resesi ekonomi AS.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (20/12/2022) bahwa pembangunan rumah baru AS turun 0,5 persen disesuaikan secara musiman pada November menjadi 1,43 juta. Namun, izin bangunan untuk rumah baru anjlok 11,2 persen menjadi 1,34 juta pada November.

Investor sekarang menunggu data inflasi utama AS yang akan keluar pada Jumat (23/12/2022) untuk petunjuk kebijakan moneter Fed lebih lanjut.

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 1,072 dolar AS atau 4,62 persen, menjadi ditutup pada 24,271 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari terangkat 25,30 dolar AS atau 2,56 persen, menjadi menetap pada 1.013 dolar AS per ounce. (ant/mii)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:07
10:35
15:44
01:26
01:56
06:26
Viral