Salah satu anggota Komunitas Tondok Bakaru Orchid (KTO) pamerkan koleksinya, di Mamasa, Sulbar, Minggu (26/9/2021).
Sumber :
  • tim tvOne/Rasman Abdul Rahman

Sekelompok Pemuda Raup Untung Ratusan Juta Dari Penangkaran Anggrek

Minggu, 26 September 2021 - 13:20 WIB

Mamasa, Sulawesi Barat – Masa pandemi Covid-19 membuat sejumlah usaha terpukul, namun lain halnya dengan usaha penangkaran anggrek milik sekelompok pemuda di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Sulawesi Barat. Omzet penjualannya justru melejit sejak satu tahun terakhir. 

Sebelum pandemi Covid-19 Komunitas Tondok Bakaru Orchid (KTO) hanya mampu meraup omzet Rp200 hingga Rp300 juta dalam setahun, sejak masa pandemi Covid-19 omzet anggrek justru naik 100 persen menjadi Rp600 juta per tahunnya.

Penangkaran anggrek yang dirintis dan digagas sejak lima tahun silam ini berawal dari hobby para pemuda Desa Tondok Bakaru berburu tanaman anggrek di hutan rimba pegunungan Mamasa. Di wilayah itu menyimpan beragam anggrek yang sudah langka dan sangat sulit dijumpai. 

Adapun jenis anggrek yang dijual komunitas ini adalah jenis tanaman anggrek Phalaenopsis, anggrek Vanda, Jenis Araceae, dan Jenis tanaman Hoya.

Melalui media sosial, komunitas ini kemudian menjual tanaman anggrek yang mereka kembangbiakkan di penangkaran. Alhasil sebelum masa pandemi Covid-19, ribuan tanaman anggrek berhasil dijual bahkan hingga keluar negeri, diantaranya ke Malaysia, Thailand hingga Korea. 

Sementara untuk pasar domestik pulau jawa dan Sumatra menjadi pasar terbesar komunitas ini.

Andareas Koordinator Komunitas Tondok Bakaru Orchid (KTO) saat dihubungi minggu (26/09) mengaku sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia penjualan anggrek teman-teman anggota komunitas bisa mencapai puluhan juta rupiah perbulan. 

Saat ini tercatat 16 orang anggota Komunitas Tondok Bakaru Orchid memiliki penangkaran anggrek masing-masing di halaman rumahnya.

Selain penangkaran anggrek kecil-kecilan di depan rumah, komunitas ini juga membangun penangkaran anggrek di tengah persawahan yang kerap dikunjungi langsung wisatawan. Namun sejak pandemi Covid-19 penangkaran anggrek komunitas ini ditutup sementara. Penjualan saat ini lebih banyak memanfaatkan media sosial.

“Untuk sementara penangkaran induk yang sering dikunjungi wisatawan ditutup, namun penangkaran teman-teman anggota komunitas yang ada di depan rumah masing-masing tetap dibuka namun pengunjung dibatasi untuk mencegah penularan Covid-19” ungka Andareas. (Rasman Abdul Rahman/ito)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:04
01:52
00:44
03:48
01:02
01:32
Viral