Suasana pameran seni 'What Inside Their Heads', yang digelar di Kafe Poison Yogyakarta, Minggu (21/9/2021)..
Sumber :
  • tim tvOne/nuryanto

'What Inside Their Heads' Eksplorasi Krisis 20-an

Minggu, 26 September 2021 - 19:00 WIB

Yogyakarta - Masa muda, umur 20an tahun bagi sebagian orang menjadi masa krisis. Banyak tantangan maupun semangat dalam menjalani kehidupan. Persoalan itulah yang diekspresikan dua seniman muda Yogyakarta dalam pameran seni 'What Inside Their Heads', yang digelar di Kafe Poison Yogyakarta, Minggu.

Raka Adityama dan Antino Restu Aji, dua seniman muda Yogyakarta ini bertemu dalam Pameran Seni bertajuk What Inside Their Heads. Pameran lukisan ini digelar selama dua minggu di Poison Caffe yang bernuansa millenial.

Bagi Antino, yang selama ini justru berkecimpung dalam dunia musik, ekspresi jujur dengan suasana seperti itulah yang dituangkannya. Latar belakang pemusik justru memunculkan ide-ide visual tegas yang unik.

"Menurut saya, disaat usia 20-an menjadi masa masa krisis, masa dimana saya pribadi berhadapan dengan kehidupan nyata, real life, seperti kaum millenial dengan media sosialnya banyak mengumbar kehidupan mereka," ungkap Antino.

Dua seniman, dengan dua isi kepala tersebut dinilai bisa menghadirkan karya seni lukis dari hasil pemikiran keduanya menghadapi tantangan jaman dan kehidupan sehari hari. 

Whats Inside Their Heads? membawa pesan bagaimana otak yang berpikir sangat mempengaruhi dalam proses kreatif.

Pameran “what’s inside their Heads?” dipilih sebagai tajuk yang mewakili kuriositas dalam melihat isi kepala seniman. Bahkan rasa ingin tahu, hal yang tidak bisa dilihat secara harfiah, karena isi kepala justru menunjukkan pengaruh otak terhadap sebuah karya.

Sederhana namun semakin jauh rasa ingin tahu dan penafsiran mereka atas kehidupan di masa umur 20an justru memunculkan karya karya yang impresif dan imajinatif.

Bertema tentang berbagai keresahan yang ada di dalam otak, apa pun yang dipikirkan, adalah hal hal tentang eksistensial, pengetahuan hingga nilai nilai hidup dalam keseharian anak muda terutama mereka yang berusia 20an tahunan.

Sementara Raka, dengan pengalamannya menekuni Street Art, karya-karya lukis yang dipamerkannya menampilkan keseharian yang ditangkapnya melalui seluruh pancaindera. Mulai saat ia bermimpi, kemudian terbangun, saat memulai hari harinya hingga apa yang diimajinasikan.

Pengaruh lain dalam karya Raka saat ini adalah film. Bagi Raka  film bukan sekadar hiburan semata. Melalui film Ia dapat memperluas cakrawala pengetahuan dan juga sudut pandangnya tentang kehidupan. Pada karya, Raka memasukan adegan atau pun momen tertentu dalam  film yang dapat mendukung dan mewakili maksud dari dirinya.

"... seakan-akan saya melihat banyak hal dalam hidup, krisis inilah yang ingin kita tampilkan bersama dalam sebuah karya seni, bahkan di masa pandemi dimana dunia sedang menghadapi tantangan berat di berbagai sendi kehidupan kita tetap mengalir dan berkarya" pungkas Raka.

Kurator dalam pameran seni Tomi Firdaus dan Grace Meliala sebagai manajer pameran berharap generasi muda mampu menafsirkan karya karya kedua seniman muda ini untuk memperkaya bathin mereka. (nuryanto/ito)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:32
03:00
00:58
01:51
01:11
08:31
Viral