Mobil MSD (66) Ringsek setelah Menabrak Dua Kendaraan Lain saat Lawan Arah di Tol Cakung.
Sumber :
  • Antara

Pengemudi Mercy yang Lawan Arus di Tol Cakung Diduga Demensia, Kenali Ciri-Cirinya

Selasa, 30 November 2021 - 08:14 WIB

Jakarta - Pengemudi Mercedes Benz (Mercy) yang melawan arus di Tol Cakung, Jakarta Timur, diduga mengidap demensia atau penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Konsultan Kesehatan Khusus Lansia (Geriatri) RSUP dr Hasan Sadikin Bandung, dr Lazuardhi Dwipa, SpPD-KGer mengungkapkan, sejumlah ciri-cirinya sehingga masyarakat bisa lebih mengenali para lanjut usia (lansia) yang mulai menderita demensia.

"Ciri demensia yang lazim ditemukan di populasi lansia adalah yang disebut sebagai intellectual impairment atau gangguan intelektual. Tingkatannya bervariasi, dari ringan sampai berat," ujar dokter yang akrab disapa Ardhi ini. 

Menurutnya, lansia dengan gangguan kognitif ringan masih dapat beraktivitas sehari-hari seperti biasa dan belum memengaruhi kehidupannya secara bermakna.

"Kepikunan diawali dengan gangguan ingatan jangka pendek, sering lupa kejadian baru. Dia sering bertanya hal yang sama diulang-ulang. Tapi belum mengganggu secara bermakna, aktivitas sehari-harinya masih bisa mandiri. Kalau sudah demensia, bukan hanya gangguan memori jangka pendek, tetapi ada fungsi luhur lain juga terganggu," tambah Ardhi yang mengenyam pendidikan kedokterannya di Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia ini.

Pasien yang sudah mengalami demensia, masih kata Ardhi, kesulitan berkomunikasi.

"Dia tidak paham omongan orang, dia tidak bisa menyampaikan atau susah menemukan padanan kata. Dia menciptakan kata-kata baru sehingga membuat salah paham," ujarnya.

Karena menggunakan kata-kata baru yang sulit dimengerti orang lain, masyarakat awam kerap menyangka orang dengan demensia mengalami gangguan jiwa, dan hal tersebut dapat berdampak buruk pada pasien. 

"Misalnya, (pasien jadi) sering curiga dan sensitif. Orang dengan kepikunan biasanya menjadi rendah diri, menarik diri dari pergaulan sosial. Dia mengurung diri, menjauhi orang lain, murung, akhirnya enggak mau makan. Padahal dia sendiri tidak paham mengapa menjadi seperti itu," tambah dokter yang juga menjabat sebagai Kepala Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Umum Pendidikan Hasan Sadikin-Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung ini.

Untuk kasus berat, pasien demensia bisa mengalami delusional dan melakukan kegiatan yang membahayakan dirinya sendiri.

"Orang dengan demensia bisa tidak mengenal objek, tidak bisa membaca isyarat, kemampuannya sudah mulai hilang. Tidak bisa merencanakan sesuatu. Bisa jadi ketika dia (lansia yang melawan arus di tol cakung) belok di jalan itu, dia enggak ngerti bacaan rambu, perasaannya benar saja," kata Ardhi.

Dokter yang juga menjadi pengurus di Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) ini menjelaskan bahwa pasien demensia bisa mengingat memori lama termasuk kemampuan menyetir.

"Jadi kemampuan menyetir masih ada, tetapi kemampuan melihat medan sudah tidak ingat. Sudah lupa," tambahnya.

Ardhi mengingatkan anggota keluarga yang ada lansia untuk memahami ciri-ciri demensia. Agar mereka dapat mengintervensi dan mencegah hal buruk terjadi pada orang tuanya.

"Obat bukan utama, yang utama adalah intervensi non-farmakologi. Peran dari keluarga nomor satu. Anak harus maklum bahwa ibu bapaknya sudah dalam kapasitas tidak bisa berubah," katanya menjelaskan.

Ardhi menambahkan, demensia merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa sembuh dan pasti akan memburuk.

"Demensia akan progresif, memburuk seiring dengan menua, jadi dia tidak akan mundur lagi. Dengan pengobatan, akan ada perbaikan, tetapi seiring bertambahnya usia proses menua, perburukan pasti terjadi," ujar dia.

Lazuardhi menekankan pentingnya lansia yang demensia selalu ditemani dan tidak dibiarkan sendirian, agar mereka tetap aman.

"Sembuh balik lagi (tidak pikun) enggak mungkin, karena saraf-sarafnya sudah menua. Yang bisa kita lakukan adalah memperlambat perburukan dan mencegah jangan sampai terjadi hal-hal buruk seperti kasus di Tol Cakung itu," pungkasnya. 

Sebelumnya, viral video seorang pensiunan PNS, MSD (66) yang mengemudikan mobil Mercedes-Benz E300, melawan arus di Tol Lingkar Luar Jakarta Kilometer 49, Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), pada Sabtu (27/11/2021).

Mobil yang dikemudikan oleh MSD itu kemudian terlibat kecelakaan beruntun dengan tiga mobil lainnya.

Petugas Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya akan memastikan apakah MSD benar-benar mengidap demensia seperti yang disampaikan keluarga. Polisi menggandeng ahli kejiwaan untuk memeriksa kondisi MSD. Gelar perkara kasus kecelakaan tersebut dijadwalkan hari ini, Selasa (30/11/2021). (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:37
02:00
03:51
00:45
06:20
03:52
Viral