Ilustrasi Menu Sahur.
Sumber :
  • pexels

Makan Malam Sekaligus Sahur, Sunnah?

Kamis, 23 Maret 2023 - 03:00 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang diwajibkan secara syariat oleh Allah. Pada pelaksanaannya, makan dan minum hanya bisa dilakukan mulai dari waktu berbuka puasa hingga waktu sahur.  

Karena waktu makan yang dibatasi, maka sebagian orang jadi suka makan di beberapa waktu pada malam hari. Bahkan seseorang lebih memilih mengenyangkan perut pada malam hari sebelum tidur agar tidak repot bangun sahur.  

Lantas, bagaimanakah hal tersebut jika ditinjau dari sudut agama serta hikmah medis?  

Sebagai warga Indonesia, kita patut bersyukur karena di berbagai tempat ada tradisi membangunkan sahur keliling kampung. Hal ini bertujuan mengingatkan warga untuk melakukan makan sahur sehingga tubuh siap untuk berpuasa keesokan harinya.  

Sahur merupakan salah satu sunah Rasulullah saat menjalankan ibadah puasa. Hal ini termaktub dalam Sahih Bukhori (1923) dan Sahih Muslim (1095). 


Ilustrasi (envato element)

تسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya:

“Sahurlah wahai kamu sekalian, karena sesungguhnya di dalam makanan sahur ada barokah.” 

Tujuan dari sahur sendiri adalah untuk mempersiapkan tubuh dalam menjalankan puasa esok hari, sebagai asupan agar tubuh tetap kuat dan tidak dehidrasi.  

Pada umumnya sahur dilakukan sekitar pukul 03.00 – 04.00 WIB menjelang waktu subuh tiba. Lalu bagaimana apabila sahur dilakukan malam hari?  

Dalam hal ini, Syekh Al Bajuri, salah satu ulama fikih syafiiyyah, mengatakan: 

ويدخل وقته بنصف الليل فالأكل قبله ليس بسحور فلا تحصل به السنة، فالحاصل انّ السحور سنة و تأخيره سنة اخرى.

Artinya: 

“Waktunya (sahur) yaitu ketika memasuki tengah malam. Maka, makan sebelum waktu itu tidak termasuk sahur, sehingga tidak dianggap telah menjalankan kesunahan. Walhasil, sahur adalah suatu kesunahan dan mengakhirkannya adalah kesunahan yang lain” (Hasyiyah Syaikh Ibrahim al-Baijuri, Juz 1 Dar al-Kutub Ilmiyah, hal 563).


Ilustrasi (pexels)

Keterangan tersebut telah menjelaskan bahwa pada hakikatnya waktu sahur adalah mulai tengah malam sampai terbitnya fajar shadiq. Sehingga makan malam sebelum tengah malam walaupun mengenyangkan tidak termasuk bagian dari sahur.  

Selain sahur itu sendiri, terdapat kesunahan lain di dalamnya yaitu mengakhirkan sahur hingga waktu mendekati subuh. 

Apabila seseorang meniatkan sahur di makan malamnya pada waktu lebih dari tengah malam, maka ia mendapat suatu kesunahan. Apabila ia mau mengakhirkan sahurnya, ia mendapat kesunahan lainnya.  

Mengakhirkan sahur hingga mendekati waktu subuh ini sejalan dengan tujuannya sebagai berkah Allah. Puasa dalam Islam tidak dimaksudkan untuk menyiksa diri, akan tetapi sebagai riyadhah agar berdaya dalam mengendalikan diri dan sebagai latihan dalam rangka menumbuhkan rasa empati kepada kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi. Karena itu, puasa tak boleh dilakukan secara ekstrim yang berakibat mengganggu kesehatan. Salah satu berkah sahur adalah ia dapat menjaga kesehatan fisik, dan itu bisa maksimal jika dilakukan di pengunjung malam. 

Selain berkah fisik, sahur juga berkaitan dengan berkah spiritual. Hal ini karena waktu terbaik di malam hari untuk beribadah adalah waktu sahar, yakni sepertiga malam terakhir hingga terbitnya fajar. Abu Harairah meriwayatkan dari Baginda Rasul Saw., beliau berkata: 

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول: من يدعوني فأستجيب له، من يسألني فأعطيه، من يستغفرني فأغفر له

Artinya: “Tuhan kita Tabaraka wa ta’ala turun ke langit terdekat (dari bumi) saat tersisa sepertiga malam yang terakhir. Dia berkata, “Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku lalu doanya akan Saya penuhi? Siapakah yang mau meminta kepada-Ku, lalu Saya akan memberinya? Siapakah yang mau meminta ampunan kepadaku, lalu Saya akan mengampuninya?” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dengan mengakhirkan bersahur hingga menjelang subuh berarti seseorang telah melakukan ibadah di waku terbaik di malam hari. Harapannya, ia tidak saja mengkonsumsi makanan di waktu terbaik ini, akan tetapi juga melakukan kegiatan ibadah yang sangat berpotensi membawa keberkahan yang lebih sempurna.

Penulis: Linatun Nashihah - Santri Nahdlatul Ulama
Editor:  Abdul Ghofur Maiomen - Rois Syuriah PBNU

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
09:25
02:55
01:16
04:03
01:20
01:19
Viral