ilustrasi berdoa.
Sumber :
  • Freepik/rembolle

Alasan Ashar Menjadi Waktu yang Mustajab untuk Memanjatkan Doa di Hari Jumat

Jumat, 7 Oktober 2022 - 12:24 WIB

tvOnenews, Religi - Hari Jumat, merupakan salah satu hari yang istimewa bagi umat muslim. Ada banyak keutamaan yang didapatkan di hari Jumat yang salah satunya adalah doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT. 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya pada hari Jumat itu terdapat saat yang tidak mendapatkannya seorang hamba muslim, sedang ia berdiri sholat meminta suatu kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan memberi apa yang dimintanya." (HR. Malik, Ahmad, Muslim, Nasa'i dan Ibnu Majah).

Dilansir dari laman Sahijab, Syekh Ali Jaber dalam salah satu ceramahnya mengatakan bahwa ada satu jam di hari Jumat, ketika seseorang berdoa di satu jam itu, doanya tidak akan ditolak. 

"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dan haditsnya shahih, ada satu jam dalam hari Jumat itu, barang siapa yang dapat berdoa di satu jam itu akan mendapatkan keinginannya, diijabah doanya, tidak ditolak," ujarnya.

Menurut Syekh Ali, para ulama memiliki perbedaan pemahaman terhadap satu jam itu. Namun, dari kumpulan bermacam riwayat hadits, satu jam yang dimaksud itu paling kuat untuk diterima adalah satu jam yang terakhir pada sore hari di hari Jumat. 

"Kira-kira, kalau kita menghitung, kan kalau magrib jam enam, berarti mulai dari jam lima, atau setelah Ashar. Sedangkan lamanya berdoa, tidak mesti satu jam, kita berdoa ya bisa 10 menit, bisa 15 menit. Tapi intinya, satu jam terakhir sebelum sholat Magrib," tuturnya. 


iStockPhoto/argobachter

Sementara itu dalam hadis lain, salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah ba’da Ashar di hari Jumat. Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam,

Pada hari Jumat terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah Ashar. “ (HR. Abu Dawud)

Iman Ahmad rahimahullah menjelaskan bahwa waktu mustajab itu adalah ba’da ashar, beliau berkata,

“Kebanyakan hadis mengenai waktu yang diharapkan terkabulnya doa adalah ba’da Ashar dan setelah matahari bergeser (waktu sholat jumat).” (Lihat Fatwa Sual Wal Jawab no.112165)

Ibnul Qayyim berkata, “Waktu ini ini adalah akhir waktu Ashar dan diagungkan oleh semua orang yang beragama” (Zadul Ma’ad 1/384)

Bagaimana maksud ba’da Ashar tersebut? Berikut penjelasan Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidzahullah. Beliau berkata,

“Bagi yang menginginkan mencari waktu mustajab setelah Ashar hari jumat, ada beberapa cara:

  1. Tetap tinggal di masjid setelah sholat ashar, tidak keluar dari masjid dan berdoa. Ditekankan ketika akhir waktu Ahsar (menjelang maghrib), ini adalah kedudukan tertinggi. Said bin Jubair, jika sholat ashar tidaklah berbicara dengan seorangpun sampai tenggelam matahari.
  2. Ia berangkat ke masjid menjelang Magrib, kemudian sholat tahiyatul masjid, berdoa sampai akhir waktu Ashar ini adalah kedudukan pertengahan
  3. Ia duduk di tempatnya –rumah atau yang lain- berdoa kepada Rabb-nya sampai akhir waktu Ashar. Ini adalah kedudukan terendah.” [Fatwa Sual Wal Jawab no.112165]

Perhatikan bagaimana semangat para salaf dahulu memanfaatkan berkahnya waktu ba’da Ashar di hari Jumat.

Ibnul Qayyim berkata, “Dahulu Sa’id bin Jubair apabila telah sholat Ashar, ia tidak berbicara dengan seorang pun sampai tenggelam matahari (magrib) karena sibuk dengan berdoa.” (Zadul Ma’ad 1/384)

“Dahulu Thawus bin Kaisan jika sholat Ashar pada hari Jumat menghadap kiblat, ia tidak berbicara dengan seorang pun sampai tenggelam matahari (magrib).” (Tarikh Waasith)

Hal ini juga bisa dilakukan oleh wanita di rumahnya, setelah sholat Ashar wanita berdoa dan berharap dimustajabkan. Demikian juga, orang yang terhalangi untuk shalat ashar di masjid seperti dengan sakit atau ada udzur lainnya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan,

“Dzahir hadits adalah mutlak yaitu barangsiapa yang berdoa di waktu musjatab pada akhir hari Jumat (yaitu menjelang Magrib, karena akhir hari dalam hijriyah adalah Magrib). 

Diharapkan bisa dkabulkan, akan tetapi jika ia menunggu sholat di masjid tempat sholat Magrib, ini lebih hati-hati karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘ia menegakkan sholat’. Orang yang menunggu sebagaimana kedudukan orang yang sholat maka dalam keadaan sholat lebih diharapkan mustajab.

Orang yang menunggu sholat sebagaimana orang sholat. Jika ia sakit bisa dilakukan di rumahnya , tidak mengapa. Atau wanita yang menunggu sholat Magrib di mushallanya (tempat shalat di rumah), atau yang sakit di mushallanya berdoa di waktu Ashar dan berharap mustajab. Jika ia ingin, menuju masjid tempat ia ingin sholat Magrib lebih awal, duduk menunggu sholat dan berdoa.” (Majmu’ Fatawa bin Baz 30/270) (Mzn)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:42
04:16
01:06
03:21
14:24
11:39
Viral