Madrid Kalah, Mengapa Ancelotti Malah Sebut Nama Zidane?

Jakarta - Kekalahan Real Madrid oleh Sheriff Tiraspol pada matchday 2 menumbuhkan keraguan fans pada kemampuan pelatih Real Madrid.

Carlo Ancelotti kembali melatih Real Madrid pada musim 2021/2022, menggantikan Zinedine Zidane yang mengundurkan diri. Ancelotti pernah melatih Los Blancos pada 2013-2015 dengan mempersembahkan gelar Liga Spanyol dan Liga Champions.

Carletto menjadi sedikit pelatih yang menjadi juara Liga Champions sebanyak tiga kali. Selain bersama Real, pria 62 tahun lebih dulu menjadi juara UEFA Champions League (UCL) sebanyak dua kali bersama AC Milan.

Selain Ancelotti, Zidane ialah pelatih lain yang menjadi juara tiga kali, bahkan secara beruntun bersama Madrid pada 2017-2019. Namun Ancelotti enggan membandingkan timnya kini dengan pasukan Real Madrid pada era Zizou, panggilan akrab Zidane.

"Sulit untuk katakan karena squad telah berubah dan saya tak ingin membandingkan tim ini dengan tim Zizou," ujar Ancelotti.

"Zizou telah melakukan yang terbaik yang ia bisa. Saya harap bisa memenangkan Liga Champions tiga kali beruntun," kata Carletto.

"Saya berharap bisa menjuarai sekali lagi," tegas Ancelotti yang kembali ke Madrid setelah melepas jabatannya di Everton.

Relasi Ancelotti dan Zidane tergolong unik karena pernah bekerja sama sebagai pelatih dan pemain Juventus pada 1999-2000. Don Carletto dan Zizou kembali bekerja sama saat Ancelotti melatih Real Madrid dan Zidane menjadi asistennya pada 2013-2015.

Zidane kemudian naik jadi pelatih Madrid pada 2016, menggantikan Rafael Benitez yang justru merupakan suksesor Ancelotti. Zizou mundur pada 2018 untuk kemudian kembali lagi pada 2019 dengan gelar juara Liga Spanyol dan Piala Super Spanyol.

Kini Ancelotti justru kembali melatih Los Blancos setelah Zidane meletakkan jabatan pelatih Real Madrid untuk kali kedua. Tapi setelah kekalahan oleh tim debutan mengejutkan, Sheriff Tiraspol, bisakah Carlo Ancelotti melewati rekor Zinedine Zidane? (baf/ade)