Semarang, Jawa Tengah -- Kecewa dengan kepemimpinan direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang, sejumlah karyawan PDAM melakukan aksi unjuk rasa di halaman PDAM Ungaran, pada Rabu (13/10) siang.
Tuntutan yang diajukan karyawan di antaranya penonaktifkan Guswakhid Hidayat sebagai Direktur Utama PDAM Kabupaten Semarang, pengembalian SK PHDP Tahun 2017, dan meminta Inspektorat untuk melakukan audit atas penggunaan uang perusahaan. Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk berisi tuntutan kepada perusahaan.
Koordinator aksi, Muhammad Takhrizuddin mengatakan, Dirut PDAM dianggap tidak berpihak pada karyawan.
"Baru memimpin sekitar dua tahun tapi tidak menciptakan situasi kondusif. Bahkan hak-hak karyawan terkait kesejahteraan juga tidak diberikan," ungkap Takhrizuddin.
Dijelaskan, kebijakan yang dinilai memberatkan adalah pemotongan uang pensiun karyawan.
“Kami menilai itu sudah keterlaluan sehingga kami mengambil risiko mengadakan aksi ini untuk memperjuangkan hak kami," tegasnya.
Takhrizuddin menambahkan, karyawan yang menyuarakan aspirasi malah dipindah tugaskan. "Seperti saya ini yang malah dipindah ke Tengaran, tentu secara waktu dan biaya menjadi lebih boros," paparnya.
Sementara itu ditemui terpisah Dirut PDAM Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang Guswakhid Hidayat mengatakan kebijakan yang diambil berdasar pada regulasi yang berlaku.
"Kita memutuskan berdasar hasil penyesuaian aturan dari keputusan OJK No. 178/NB 11/2020 tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Bersama," jelas Guswakhid.
Mengenai tuntutan audit, Guswakhid menegaskan bahwa PDAM Kabupaten Semarang sudah diaudit secara internal oleh auditor eksternal yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas PDAM. "Sebagai perusahaan terbuka, tentu PDAM diwajibkan untuk menjalani audit secara berkala," terangnya.
Dia menyampaikan bahwa peserta aksi selain pegawai juga pensiunan PDAM.
"Kami akan menjalin komunikasi mengenai apa yang mereka kehendaki. Tentunya sesuai aturan yang ada, dan kami akan terapkan sesuai aturan yang berlaku saat ini",kata Guswakhid. (Aditya Bayu/Buz)
Load more