Yogyakarta - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah Yogyakarta hingga kini terus dipantau Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta. Dalam 12 jam Gunung Merapi teramati 4 kali Guguran Lava Pijar.
Dari periode pengamatan Selasa, 26 Oktober 2021 sejak pukul 18.00 hingga 24.00 WIB teramati guguran lava pijar sebanyak 4 kali dengan jarak luncur maksimal 1 kilometer ke arah barat daya.
Data kegempaan tercatat gempa Guguran 49 kali, gempa Hembusan 5 kali, dan gempa Hybrid atau Fase Banyak 1 kali.
Sementara sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB pada Kamis 27 Oktober 2021 secara Visual Gunung Merapi berkabut dan asap kawah tidak teramati.
Dari periode ini, BPPTKG Yogyakarta mengamati Gunung Merapi mengalami kegempaan berupa gempa Guguran 27 kali, gempa Hembusan 1 kali, gempa Hybrid atau Fase Banyak 8 kali, dan Vulkanik Dangkal 1 kali.
Hingga kini tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan pada status Siaga atau Level Tiga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. Nuryanto
Load more