Kotawaringin Timur, Kalteng - Seorang ibu muda bernama Mimi Sari (21), warga Desa Tumbang Manya, Kecamatan Antang Kalang, nyaris saja mengalami nasib fatal saat melahirkan anak pertamanya, akibat ambulans milik Puskesmas Tumbang Kalang, yang membawanya untuk dirujuk ke RSUD Dr Murdjani Sampit, sempat terjebak macet akibat jalan yang mereka lalui kondisinya rusak parah.
"Kami berangkat dari puskesmas sekitar pukul 1 siang, dan baru tiba di RS Murdjani sekitar pukul 18.30 WIB, akibat terjebak macet di jalan yang rusak parah," ungkap bidan yang mendampingi Mimi Sari, Reski Fauzianti, Rabu (10/11/2021).
"Kondisi ibu dan janinnya cukup kritis, sebab janin sudah stres (fetal distres), dan ibunya juga mulai demam. Kemungkinan ini adalah akibat telah terjadi infeksi karena air ketuban yang sudah pecah dan berwarna hijau," terang Reski, yang dalam perjalanan ditemani asisten bidan, Dewi Utari dan sopir, Dwi Aristya, yang juga merupakan perawat di Puskesmas Tumbang Kalang.
Rabu malam, sang ibu dan janinnya sudah ditangani oleh pihak RSUD Dr Murdjani. Namun proses persalinannya belum bisa dilakukan sebab kondisi jangung janin tersebut masih belum stabil. "Ibunya masih di ponek," katanya.
Menurut Reski, persoalan jalan di daerah pedalaman menuju Sampit yang rusak parah, memang merupakan beban bagi tenaga medis seperti dirinya, saat merujuk pasien. Apalagi kendaraan ambulans jenis minibus yang mereka gunakan sebenarnya sangat tidak cocok dengan medan yang dilalui.
Bisa dibayangkan, bagaimana penderitaan yang dirasakan pasien yang tubuhnya harus terguncang hebat saat mobil ambulans yang mereka tumpangi berjuang keras melewati jalan yang rusak dan berlumpur, terutama di saat musim hujan seperti sekarang ini.
"Jika musim kemarau tidak masalah, tapi kalau di musim hujan seperti sekarang ini, medannya sangat susah dilewati. Kami yang kondisinya sehat saja merasa badan rasanya remuk, apalagi pasien sakit yang dirujuk," ucapnya.
Kerusakan jalan memang hanya ada di beberapa titik saja, tapi setiap kali melewatinya, sopir kami harus berjuang ekstra agar bisa lolos. Tidak jarang ambulans mereka terperosok di jalan yang berlumpur, dan terpaksa berhenti untuk menunggu kendaraan yang lewat agar bisa membantu menarik ambulans mereka.
"Alhamdulillah, semua orang yang kami temui selalu bersedia membantu dan memberikan prioritas kepada mobil ambulans kami setiap kali ada kemacetan saat hendak melewati jalan rusak. Kami merasa sangat terbantu sekali dengan kesadaran warga dan pengguna jalan di sana," pungkasnya.
Bidan muda ini berharap, kondisi insfrastruktur jalan di daerah pedalaman menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah maupun Pemkab Kotim, agar pelayanan kesehatan dari tenaga medis seperti mereka ini bisa maksimal. (Didi Syachwani/act)
Load more