Binjai, Sumatera Utara - Mewaspadai badai Typhoon Rai di Sumatera Utara, BPBD Kota Binjai telah menyiapkan posko pemantau Tinggi Muka Air (TMA) di daerah Namu Sira Sira, Langkat.
Pasalnya, berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah l Medan, tertanggal 18 Desember 2021, yang ditandatangani oleh Hartanto, S.T., M.M, selaku Kepala BMKG Balai Besar Wilayah l Medan, Kota Binjai termasuk dalam 18 Kabupaten Kota di Sumatera Utara yang berdampak hujan lebat di Provinsi Sumatera Utara dan berstatus Waspada, Informasi tinggi gelombang 1,25 - 2,50 m berpeluang terjadi di wilayah Selat Malaka.
Untuk itu, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah I Medan mengingatkan masyarakat agar waspada dampak Typhoon Rai di wilayah Sumatera Utara. Badai ini dapat mengakibatkan terjadinya bencana
hidrometeorologis seperti banjir bandang, longsor, angin kencang dan gelombang tinggi.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Binjai, Zulfikar S.Sos MAP. untuk Kota Binjai yang perlu diwaspadai adalah adanya kiriman air dari hulu sungai.
"Tentunya yang perlu kita antisipasi seperti curah hujan yang tinggi serta kiriman air dari hulu sungai. Sebab Kota Binjai dibelah dengan tiga Sungai, yaitu Sungai Mencirim, Sungai Bangkatan dan Sungai Bingai. Untuk itu Banjir kiriman yang harus kita waspadai," ungkap Zulfikar, Senin (20/12/2021).
"Hulu dari Sungai Bingai yaitu dari daerah Namu Sira Sira dan Lau Berteh Langkat. Hal ini menjadi prioritas yang harus diwaspadai terjadinya banjir kiriman," sambung Zulfikar.
"Tidak hanya itu, bertemunya ujung dari ketiga aliran Sungai ini (Sungai Mencirim, Sungai Bangkatan dan Sungai Bingai) dengan Sungai dari Langkat yaitu Sungai Wampu, juga menjadi hal yang sangat perlu diwaspadai,” tambahnya.
Load more