Meski Ditolak Ratusan Pedagang, Pasar Wisata Tetap Diresmikan Bupati Bojonegoro

Bojonegoro, Jawa Timur –  Meskipun ratusan pedagang Pasar Induk Kota Bojonegoro menolak untuk direlokasi ke Pasar Wisata, Bupati Bojonegoro, Anna Mu’wanah tetap melakukan peresmian pasar tersebut yang berlokasi di Desa Banjarjo, Kecamatan Bojonegoro, Jumat ( 7/1/2022).

Pasar Wisata yang didanai APBD Kabupaten Bojonegoro senilai 68 miliar Rupiah itu dikerjakan oleh PT Citra Prasasti Korsorindo. Pembangunan pasar ini terinspirasi dari pasar di suatu tempat di mana semua jenis ikan dari seluruh dunia tersedia.

"Pada saat  berkunjung dan melihat dagangan di bawah dan ketika ingin merasakan masakannya cukup naik ke lantai atasnya," ungkap Bupati Anna di depan tamu undangan.

Pasar Wisata ini bukan merupakan tempat untuk berjalan-jalan, namun pusat perdagangan yang dapat menampung UMKM, sehingga mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat.

Saat dikonfirmasi terkait penolakan relokasi para pedagang, Bupati Anna melempar pertanyaan tersebut kepada Sekda dan Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi &UMKM Kabupaten Bojonegoro.

Sementara itu, pada Jumat siang (7/1/2022), di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, sosialisasi pasar yang dipimpin Sekda Nurul Azizah, dengan peserta ratusan pedagang pasar yang berjualan di depan Pasar Induk Kota, Taman Bengawan Solo (TBS) dan PKL pasar masih belum mendapatkan kesepakatan. Para pedagang dengan tegas menyatakan kebulatan tekad menolak relokasi pasar lama ke Pasar Wisata.

Alasan mereka menolak dipindah atau relokasi ke Pasar Wisata karena para pedagang yang berjualan di dalam Pasar Induk Kota Bojonegoro juga menolak relokasi tersebut.

Penolakan tersebut disampaikan diantaranya oleh Mundakir, penjual burung di TBS yang mengatakan sudah mengecek lokasi Pasar Wisata dan menilai lokasi pasar tidak sesuai harapannya. Dia merasa barang dagangannya tidak aman di Pasar Wisata.

"Bangunan Pasar Wisata bagus, namun menurut hati saya kurang sreg. Kalau buat jualan sayur cocok, namun buat saya sebagai penjual burung dengan yang saya jual burung perkutut, mohon maaf harganya juga tidak murah hampir 10 jutaan. Siapa yang akan bertanggung jawab jika lokasinya pas tutup?,” ujar Mundakir.

Sejumlah pedagang pasar lainnya juga melontarkan bidak yang disediakan sangat sempit, padahal barang dagangan mereka banyak. (Dewi/Ard)