Jakarta – Mobil Tesla tidak lagi diproduksi di pabrik Shanghai, China, pada Senin lalu (9/5). Menurut keterangan dari dua sumber terpercaya, hal ini dikarenakan adanya masalah pasokan. Produsen mobil asal Negeri Paman Sam itu sempat ditangguhkan selama 3 minggu.
Sebagian produksinya dilanjutkan pada 19 April, lalu disusul dengan penutupan pabrik selama 22 hari karena kebijakan karantina Covid-19 di China. Belum jelas kapan Tesla melanjutkan produksi dan menyelesaikan masalah pasokannya. Shanghai sendiri sedang berada di minggu keenam karantina.
Di antara pemasok mobil Tesla yang menghadapi masalah pembuat wire harness Aptiv. Pemasok terpaksa menghentikan pengiriman pasokan ke pabrik Tesla dan General Motors setelah kasus positif COVID-19 ditemukan di antara pekerjanya.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Tesla memiliki target untuk meningkatkan produksi di pabrik Shanghai menjadi 2.600 mobil per hari mulai 16 Mei. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan produksi ke tingkat sebelum pemberlakuan karantina.
Gangguan pada pabrik mobil Tesla di Shanghai telah menjadi salah satu konsekuensi tertinggi dari tindakan China untuk mengendalikan wabah COVID-19 terbesarnya, yang juga telah mengurangi konsumsi, termasuk penjualan kendaraan.
Pada pekan lalu, Asosiasi Otomotif China memperkirakan penjualan mobil di China turun 48 persen pada April mengingat pabrik-pabrik ditutup karena peraturan karantina COVID-19. Sementara itu, pihak berwenang Shanghai telah memperketat aturan karantina di seluruh kota yang diberlakukan lebih dari sebulan lalu di pusat komersial dengan populasi 25 juta. (ant/rka)
Load more