Jakarta, tvonenews.com - Perang antara militer Israel dan pejuang Hamas memicu solidaritas yang cukup luas di Amerika Serikat. Bukan hanya dilakukan oleh massa pro Israel, unjuk rasa juga dilakukan oleh massa pro Palestina, demikian dikutip dari AP, Senin (9/10/2023).
Mantan Ketua DPR Nancy Pelosi memimpin pertemuan komunitas Yahudi untuk mendukung Israel di sebuah sinagoga di San Francisco.
(Perwakilan AS Nancy Pelosi, menyapa jemaah di Kongregasi Sherith Israel, Minggu, 8 Oktober 2023, di San Francisco. Sumber: AP Photo/D. Ross Cameron)
Demonstrasi dan keterlibatan para pemimpin politik Amerika menunjukkan dampak luas dari konflik Israel Palestina. Militer AS juga mengerahkan pasukan angkatan laut dan kapal induk ke Mediterania Timur untuk membantu Israel.
Di New York City, polisi mengepung kompleks PBB ketika sejumlah pengunjuk rasa pro-Palestina dan Pro Israel berkumpul.
Pengunjuk rasa Pro Palestina berada satu blok dari komplek PBB, sambil meneriakkan dan mengibarkan bendera Palestina. Barikade besi menahan massa tetap berada di trotoar.
Sementara di seberang jalan, kelompok pengunjuk rasa pro Israel menggelar unjuk rasa sambil mengibarkan bendera Israel.
(Pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di 42nd Street di New York City, Minggu, 8 Oktober 2023. Sumber: AP Photo/Bobby Caina Calvan)
Ketika beberapa demonstran pro-Palestina hendak pergi, orang-orang yang berteriak dan membawa bendera Israel melintasi barikade. Sebuah bentrokan singkat terjadi di tengah kerumunan, di mana seorang pria merobek bendera Israel dan melemparkannya ke trotoar, lalu orang-orang menginjaknya.
Polisi dengan cepat memisahkan bentrokan kedua belah pihak.
“Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ketika Palestina bangkit dalam perlawanan, diaspora juga ikut bangkit,” kata Munir Atalla, dari Gerakan Pemuda Palestina, sebelum bentrokan terjadi.
Unjuk rasa juga digelar di Times Square. Para pendukung Palestina berunjuk rasa dikawal barikade polisi dan memisahkan massa dari kelompok pro-Israel.
(Pengunjuk rasa pro-Israel berkumpul di 42nd Street di New York City, Minggu, 8 Oktober 2023. Sumber: AP Photo/Bobby Caina Calvan)
Warga pro-Palestina berbaris sambil meneriakkan “Palestina merdeka, merdeka, panjang umur Palestina” dan “Dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka.”
Gubernur New York Kathy Hochul, seorang Demokrat, mengutuk rencana unjuk rasa pro-Palestina dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam, dan menyebutnya “menjijikkan dan menjijikkan secara moral.” Pemimpin politik lain di New York juga mengeluarkan pernyataan serupa.
Di Atlanta, lebih dari 75 orang berdemonstrasi di konsulat Israel pada Minggu sore, meneriakkan slogan-slogan yang mendukung Hamas dan menyerukan diakhirinya bantuan AS kepada Israel.
“Kami di sini karena kami pikir semua orang di Amerika mendanai apartheid Israel,” kata Natalie Villasana, anggota Partai Sosialisme dan Pembebasan.
(Demonstran pro-Palestina meneriakkan slogan-slogan di luar konsulat Israel di Atlanta pada Minggu, 8 Oktober 2023. Sumber: AP Photo/Jeff Amy)
Dia mengatakan bantuan militer AS akan lebih baik digunakan untuk mengatasi masalah-masalah di Amerika.
Talia Segal, seorang mahasiswa di dekat Georgia Tech, datang sebagai pengunjuk rasa tandingan, membawa bendera Israel yang dihiasi pelangi gerakan kebanggaan LGBTQ+.
“Terorisme tidak pernah bisa dibenarkan. Target mereka adalah warga sipil Israel,” kata Segal.
Di Chicago, Priscilla Reed termasuk di antara ratusan demonstran pro-Palestina yang berunjuk rasa di luar konsulat Israel.
Banyak yang mengibarkan bendera Palestina atau mengenakan keffiyeh, syal kotak-kotak hitam putih yang melambangkan solidaritas Palestina.
Nyanyian mereka, baik dalam bahasa Inggris dan Arab, antara lain, “Netanyahu, lihat saja, Palestina akan merdeka!”
Reed, seorang pensiunan guru, mengatakan serangan Hamas adalah respons terhadap “kekerasan sistemik harian Israel terhadap warga Palestina.”
(ito)
Load more