Jakarta, tvOne
Pfizer dan BioNtech akan menggantikan AstraZeneca sebagai pemasok utama vaksin COVID-19 bagi program global COVAX di awal 2022, sebuah perubahan yang menunjukkan makin pentingnya suntikan mereka bagi negara-negara miskin.
Perubahan yang diperkirakan akan terjadi itu menimbulkan permasalahan bagi negara-negara penerima yang kekurangan kapasitas penyimpanan dingin untuk menyimpan vaksin Pfizer, di tengah risiko kurangnya stok alat suntik yang diperlukan untuk melakukan vaksinasi.
Saat ini vaksin buatan AstraZeneca merupakan yang paling banyak didistribusikan oleh COVAX, menurut datia dari Gavi, aliansi yang mengelola COVAX bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sejauh ini, program tersebut telah mendistribusikan lebih dari 600 juta suntikan bagi hampir 150 negara dengan lebih dari 220 juta vaksin buatan AstraZeneca dan 160 juta vaksin Pfizer.
Namun, pada kuartal pertama tahun depan, Pfizer dijadwalkan untuk menggantikan posisi AstraZeneca, menurut angka dari Gavi dan WHO terkait dengan dosis yang diatur oleh program COVAX untuk pasokan pada masa mendatang.
Pada akhir Maret, 150 juta dosis Pfizer akan didistribusikan oleh COVAX, menurut dokumen WHO.
Halaman Selanjutnya :
Seorang juru bicara Gavi mengonfirmasi bahwa Pfizer berada di posisi lebih unggul terkait dengan suntikan yang "sudah dialokasi" dengan sekitar 470 dosis yang dikirimkan atau siap dikirimkan, dibandingkan dengan 350 juta dari AstraZeneca.
Load more