Jakarta - Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek Minggu (25/9/2022) waktu setempat ke arah laut timur.
Dilansir dari laman Ap Newsoom, Sabtu (25/9/2022), Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan rudal balistik jarak pendek ditembakkan dari kota pedalaman barat, Taechon.
Peluncuran itu dilakukan ketika kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan dan kelompok penyerangnya tiba di Korea Selatan untuk latihan militer bersama kedua negara yang bertujuan untuk menunjukkan kekuatan mereka melawan ancaman Korea Utara yang semakin meningkat.
Lebih lanjut, Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengatakan bahwa Direktur Keamanan Nasional, Kim Sung Han mengadakan pertemuan darurat dimana para anggota mengecam peluncuran itu sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB dan menuduh Korea Utara meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Tokyo melakukan yang terbaik untuk mengumpulkan informasi tentang peluncuran Korea Utara dan mengonfirmasi keselamatan kapal dan pesawat meskipun tidak ada laporan kerusakan.
Diketahui, Korea Utara telah meningkatkan aktivitas pengujiannya ke rekor kecepatan pada tahun 2022 dan menguji lebih dari 30 senjata balistik, termasuk rudal balistik antar benua pertamanya sejak 2017.
Selanjutnya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menekankan tes senjatanya dengan ancaman berulang bahwa Korut akan secara proaktif menggunakan senjata nuklirnya ketika terancam. Mereka meningkatkan kekhawatiran serta keamanan bagi saingannya yang bersenjata konvensional, yakni Korea Selatan.
Korea Utara sejauh ini menolak seruan AS dan Korea Selatan untuk kembali ke diplomasi nuklir yang terhenti sejak 2019 karena ketidakpastian dalam pertukaran pelepasan sanksi pimpinan AS terhadap Korea Utara dan langkah-langkah perlucutan senjata Korea Utara.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong Sup mengatakan pengiriman aset strategis AS ke wilayah tersebut menunjukkan komitmen AS yang teguh untuk membela Korea Selatan. Dia mengatakan Korea Utara akan mendapat tanggapan yang luar biasa jika mencoba menggunakan senjata nuklir.
Lebih lanjut, Korea Utara telah berusaha keras untuk dapat menembakkan rudal bersenjata nuklir dari kapal selam. Senjata semacam itu akan meningkatkan pencegahan Korea Utara dengan memastikan pembalasan setelah menyerap serangan nuklir dari darat.
Kapal selam balistik juga akan menambah ancaman maritim baru pada koleksi senjata berbahan bakar padat Korea Utara yang sedang dikembangkan dengan tujuan jelas untuk membanjiri sistem pertahanan di Korea Selatan dan Jepang.
Namun, para ahli mengatakan negara yang terkena sanksi berat akan membutuhkan lebih banyak waktu, sumber daya, dan peningkatan teknologi besar untuk membangun setidaknya beberapa kapal selam yang dapat melakukan perjalanan dengan tenang di laut dan melakukan serangan dengan andal.
Diberitakan sebelumnya, sebuah kapal induk USS Ronald Reagan tiba di Korea Selatan pada Jumat (23/9/2022) waktu setempat. Tujuan kapal tersebut untuk bergabung dalam latihan militer yang ditujukan sebagai peringatan kepada Korea Utara.
Kehadiran kapal itu sebagai dorongan Seoul dan Washington untuk memiliki lebih banyak aset strategis AS yang beroperasi di wilayah tersebut.
AS merupakan sekutu keamanan Korea Selatan yang mengerahkan sekitar 28.500 tentara di Korsel untuk melindungi dari Korea Utara. (mg1/mut)
Load more