Aksi Pembalakan Liar di Kawasan Hutan Milik Perhutani, Dua Orang Tertangkap

Ponorogo, Jawa Timur - Aksi pembalakan liar di kawasan hutan milik Perhutani di Kecamatan Sokoo kembali terjadi. Kali ini, sejumlah pohon Sono yang dilindungi dicuri. Sementara itu pihak Polsek Sokoo dan tim buru sergap Satreskrim Polres Ponorogo bergerak cepat, dan berhasil mengamankan pelaku pencurian.

Kejadian ini berawal dari informasi yang diterima petugas kepolisian tentang pembalakan liar di hutan Dukun Gunung, Desa Suru, Kecamatan Sokoo. Petugas pun langsung bergerak menuju lokasi. Saat memantau tempat kejadian perkara, petugas mendapati enam orang pelaku tengah asik memotong pohon Sono. Sayangnya saat akan ditangkap, empat pelaku pembalakan berhasil kabur.

"Di lokasi kita menemukan ada enam pelaku. Dari pengamanan kita berhasil mengamankan dua pelaku, sementara yang empat tengah dilakukan pengejaran," ujar Kanit  Resmob SatReskrim Polres Ponorogo, Ipda Guling Sunaka.

Guling menambahkan, selain mengamankan pelaku berinisial DS (27 tahun) dan AR (37 tahun), warga Kabupaten Tulungagung, petugas juga berhasil mengamankan terduga pengepul kayu curian berinisial M (42 tahun) yang juga warga Kabupaten Tulungagung. Dari keterangan pelaku, kayu curian ini dijual Rp30 juta per kubiknya, yang selanjutnya oleh M dikirim ke salah satu pabrik kayu di Jatim untuk diolah.

"Setelah mengamankan DS dan AR, kita melakukan pengembangan ke wilayah Tulungagung tempat kayu ini dijual. Sekitar pukul 15.00 sore, kita mengamankan terduga pengepul M di rumahnya dan dibawa ke Polres Ponorogo untuk diproses hukum," tambahnya.

Ipda Guling mengungkapkan pada aksinya, para pelaku memotong pohon dengan gergaji esek manual saat malam hari, sehingga suara gergaji tidak terdengar oleh warga sekitar.

Dari kasus ini petugas berhasil mengamankan satu unit mobil pick up nopol AG 9674 EE yang digunakan untuk mengangkut kayu hasil curian, sepuluh glondong kayu sono dengan panjang dua meter, dan sebuah gergaji esek.

Akibat perbuatanya, ketiga pelaku dijerat dengan pasal 82,83 dan 88 Undang-Undang RI nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (Aris Sutikno/hen)