“Ada sejumlah UU ini Pak Mahfud, yang kita sampai harus tarik ulur luar biasa, dan berakhir dengan tidak ada aspirasi yang ditampung,” tuturnya.
“Akhirnya karena apa yang bisa diputuskan di dewan, itu hasil dari oligarki koalisi yang, ya _kun fayakun_. Setiap UU yang dikehendaki apapun jadi. Tidak peduli suara Muhammadiyah, NU, dan semua kekuatan masyarakat,” sambung Haedar.
Oleh karena itu, Haedar berharap pemerintahan selanjutnya tidak memutuskan UU secara buru-buru dan tanpa mendengarkan rakyat.
“Dengarlah kami, karena yang kami suarakan betul-betul demi kepentingan bangsa dan negara. Sehingga, dan apalagi jangan sampai ke depan ada UU yang kemudian _minhaysula yahtasiba_ diputuskan dalam tempo sesingkat-singkatnya,” tandasnya. (saa/mii)
Load more