Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memprediksi tanggap darurat dapat terjadi antara lima hingga enam bulan mendatang. Hal tersebut disebut Khofifah akibat tebalnya abu vulkanik yang menutupi wilayah yang terdampak.
"Ada opsi tanggap darurat bisa lebih lama, karena rumah warga tertimbun abu vulkanik empat hingga lima meter, bisa makan waktu lima hingga enam bulan ke depan," ujar Khofifah dalam program tvOne, Apa Kabar Indonesia Malam, Minggu (5/12/2021).
Orang nomor satu di Jawa Timur itu berharap, ke depannya, pemberitahuan mengenai peningkatan kondisi gunung api dan imbauan evakuasi warga tidak diberikan dalam waktu dekat.
"Untuk berikutnya diharapkan warning diberikan tidak dalam waktu pendek," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterima oleh Khofifah dari masyarakat di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, informasi yang didapat warga sekitar satu jam sebelum erupsi Gunung Semeru.
"Kalo masyarakat di Kampung Renteng, saat saya tanya apakah dapat info sebelumnya, mereka bilang iya kira-kira satu jam, dalam satu jam itu mereka tidak sangka," ujar Khofifah.
Khofifah juga mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait, jika memang nantinya diperlukan relokasi terhadap hunian penduduk yang saat ini terdampak.
"Kami akan berkoordinasi dengan perhutani jika memang harus direlokasi hunian penduduk yang ada terdampak," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (6/12/2021) pukul 11.10 WIB, tercatat korban meninggal dunia berjumlah 15 orang.
Sedangkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang.
Dari jumlah mereka yang meninggal dunia, sebanyak 8 jiwa teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro.
Sementara itu, warga yang mengungsi berjumlah 1.707 jiwa yang tersebar di 19 titik. Posko menginformasikan sebaran penyintas sebagai berikut, Kecamatan Pronojiwo terdapat 9 titik pos pengungsian. (put/ito)
Load more