Hal ini juga berdampak pada efisiensi pemakaian bahan bakar serta menekan ongkos transportasi dengan meningkatkan frekuensi distribusi barang.
“Patimban diharapkan bisa menjadi center of gravity untuk Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tentu bisa ekspor langsung dengan biaya lebih sedikit, lebih murah. Karena persaingan kita bukan hanya dengan diri kita sendiri, tetapi juga dengan negara lain. Kalau negara lain, biaya logistik kurang dari 10%, Indonesia baru menargetkan 8% di tahun 2045,” jelasnya.
Dia juga menambahkan return dari Pelabuhan Patimban tentu menjadi daya tarik bagi investor dalam jangka panjang.
Sementara itu, bagi Pemerintah, multiplier effect yang tercipta dari pembangunan Pelabuhan Patimban menjadi suatu hal yang penting.
Menko Airlangga turut mendorong generasi muda untuk turut andil dalam proses pertumbuhan kawasan sekitar Patimban.
Dukungan dari para pelaku usaha juga sangat diperlukan untuk mengembangkan Pelabuhan Internasional Patimban, sehingga semakin membuka kesempatan lapangan kerja dan mengoptimalkan pemanfaatan Pelabuhan Internasional Patimban bagi kemajuan ekonomi.(lkf)
Load more