Jakarta, tvOnenews.com - Meski menyandang nama besar dan juga terkenal ternyata banyak tokoh politik dan juga artis yang gagal melenggang ke Senayan.
Sebagian dari mereka berlatar belakang mantan gubernur, mantan wakil ketua DPR RI, hingga ketua umum partai politik.
Para tokoh besar ini gagal bersinar di Pemilu 2024.
Ya, menduduki kursi empuk Senayan menjadi harapan hampir 10.000 calon anggota legislatif pada Pemilu 2024 ini.
Sayangnya sebagian besar dari mereka harus menelan kekecewaan.
Meski penghitungan suara oleh KPU RI belum tuntas indikasi ketidaklolosan sebagian besar caleg sudah terlihat di depan mata.
Persaingan untuk memperebutkan kursi DPR RI memang sangat ketat untuk periode 2024-2029.
Hanya tersedia 580 kursi yang diperebutkan oleh seluruh caleg dari seluruh daerah pemilihan (Dapil) di Indonesia.
Artinya, untuk lolos ke Parlemen di Senayan mereka harus menyisihkan 18 caleg lainnya.
Ironisnya sebagian dari caleg yang berpotensi gagal tersebut adalah tokoh politik yang sudah malang melintang di dunia politik tanah air, hingga publik figur yang berlatar belakang artis.
Nama besar mereka rupanya tak menjadi jaminan untuk lolos ke Senayan.
1. Politisi PDIP sekaligus Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
2. Mantan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natali. Meski behasil mengumpulkan suara berlimpah Grace berpotensi gugbur karena PSI kemungkinan besar gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen dari suara nasional.
3. Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, meski berhasil meraup suara besar di Dapil NTB I, namun Partai Gelora kemungkinan besar memenuhi ambang batas parlemen 4 persen.
4. Mantan Gubernur NTB Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang juga gagal masuk parlemen setelah Perindo juga tak memenuhi ambang batas parlemen.
5. Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo juga kemungkinan gagal melenggang ke Parlemen, setelah Perindo gagal penuhi ambang batas parlemen.
6. Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo juga terancam jadi anggota DPR RI setelah Perindo gagal penuhi ambang batas parlemen.
7. Penyanyi Anang Hermansyah juga gagal masuk Senayan setelah tak berhasil meraup suara di Dapil Jabar V.
8. Mantan Ketua Umum PSI Giring Ganesha juga tak lolos ke Senayan.
9. Politisi Golkar sekaligus mantan artis Wanda Hamidah.
10. Mantan artis Ayu Azhari yang diusung PDIP juga gagal ke Parlemen.
Pakar Politik Komunikasi Unair Rahmah Ida menilai pada dasarnya rakyat memilih calon berdasarkan kepopuleran mereka.
Meski kepopuleran para para tokoh hingga artis ini tidak menjadi jaminan dipilih rakyat.
"Rakyat itu memilih atau tingkat elektabilitas seseorang itu memang yang pertama diketahui pertama kali dari ketenaran mereka atau nama itu populer di kalangan masyarakat," katanya kepada tvOne dikutip, Kamis (29/2/2024).
Meski banyak nama tokoh-tokoh besar, tetapi kedekatan atau proksimitas mereka dengan masyarakat kurang.
"Bandingkan dengan penyanyi-penyanyi yang sudah dekat dengan masyarakat atau fandom mereka akan dengan mudah mendapatkan suara," tambahnya.
Nama besar tokoh justru, kata Rahmah kadang tidak dengan dengan orang-orang di daerah.
Orang-orang di daerah justru merasa tidak memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh tersebut.
"Semakin besar nama itu, semakin orang itu akan berjarak, karena mereka melihat nama besar itu artinya elit," ujarnya.
Berbeda dengan popularitas yang berarti dikenal oleh siapapun, paling tidak nama mereka pernah didengar meski tidak pernah melihat.
Tidak lolosnya sejumlah calon anggota legislatif meski mendapatkan suara besar dinilai sebagai sebuah anomali.
Aturan ambang batas parlemen menjadi pengganjal bagi para tokoh politik dan artis yang bernaung di partai kecil.
Berbeda dengan dinamika politik di sejumlah negara besar umunya suara tokoh besar bisa mendongkrak suara partainya.
"Lain di Indonesia, di Indonesia seolah-olah partai politik itu adalah institusi atau organisasi yang terpisah dari invividunya," kata Rahmah.
Selain itu ada kecenderungan masyarakat yang memilih nama besar dengan partai besar. Sehingga peluang bagi partai kecil untuk lolos ke parlemen sangat kecil kemungkinan.(muu)
Load more