Bandung, tvOnenews.com - Sejumlah wilayah seperti Bandung dan Jakarta mengalami peningkatan gejala Demam Berdarah (DBD) yang tinggi per Maret 2024.
Pasalnya gejala kasus DBD yang ada di Kota Bandung berdasarkan data sebanyak 2.098 penderita, per Jumat (22/3/2024). Sedangkan di DKI Jakarta sudah menyentuh 1.729 kasus.
Terutama di wilayah Bandung, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung Anhar Hadian segera memberikan tips pencegahan yang ketat agar tidak terkena kasus virus DBD.
Apalagi momennya mendekati pada Lebaran 2024 yang akan menjalani libur panjang, dan tidak memperhatikan gejala-gejala DBD seperti biasanya.
Karena Anhar khawatir kasus gejala DBD semakin meningkat yang memicu inspirasinya dalam mengimbau agar masyarakat terus waspada.
Terlebih lagi memberikan pelayanan kesehatan kepada warga Kota Bandung yang ingin melakukan perjalanan ke luar kota, atau pengendara lainnya yang melintasi wilayah tersebut.
Tetapi saat ini ada dugaan kemunculan varian gejala DBD baru yang membedakan dari ciri-ciri pada umumnya.
Berdasarkan laporan dari kanal resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian menyadari adanya gejala baru yang dialami penderita DBD sekarang.
Hal tersebut menjadi alasan Kadinkes Kota Bandung mengkhawatirkan warga terkait kasus gejala DBD baru yang dianggap lebih mengerikan.
Biasanya gejala tersebut bisa diketahui pada umumnya yakni mengalami gejala yang tidak sembuh dan kulit memiliki bintik warna merah.
Kemudian, bisa dirasakan saat mendadak merasakan sakit kepala yang luar biasa, demam akut tingkat tinggi yang tidak mudah untuk disembuhkan, merasa mual dan terus muntah, bagian belakang bola mata terasa nyeri.
Dan pendarahan yakni gusi gigi berdarah, otot dan tulang sendi terasa nyeri. Tetapi bintik warna kemerahan sebagai bentuk ciri yang jelas agar terus tetap waspada.
Apalagi perbedaan gejala baru tidak mencolok pada ciri-ciri umumnya. Meskipun varian kali ini terjadi karena mengalami gejala flu biasa tetapi sebenarnya sangat berbahaya.
Seperti gejala demam yang cukup lama dan batas maksimal pada ciri-ciri umumnya dua hari. Apabila melebihi tenggat waktu tersebut sang penderita harus waspada dan segera melakukan penanganan lebih cepat.
Kemudian, bintik yang serupa berwarna merah menjadi ciri-ciri gejala yang mudah dikenali dan bisa diliat oleh penderita. Biasanya muncul pada bagian kulit yang terasa sakit akibat adanya DBD.
Tidak hanya itu saja, sering terasa mual dan menyebabkan muntah, bola mata terasa nyeri, kepala merasa sakit, dan suhu badan turun naik.
Bahkan adanya manifestasi pendarahan yang membuat penderita sering mengalami mimisan dan sangat berpengaruh pada kelemahan tubuhnya.
Sontak, Anhar bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Bandung melakukan upaya antisipasi penyebaran melalui Rapat Koordinasi Pemetaan Kasus DBD di Balai Kota, Selasa (26/3/2024).
Ada lima langkah yang terus digencarkan oleh pihaknya, salah satunya ada gerakan Jumantik atau Juru Pemantau Jentik.
"Sesuai perintah pimpinan dalam hal itu Pj Wali Kota dan Plh Sekda, kami giatkan kembali Jumantik," kata Anhar.
Perlu diketahui, pemicu awal adanya kasus DBD lantaran berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang memiliki kulit berbeda dari lainnya.
Dilansir dari laman Alodokter, bahwasanya virus DBD seringkali disebabkan karena gigitan yang diberikan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Ciri-ciri dan Keberadaan Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab Virus DBD:
- Ukuran kecil dan mempunyai warna hitam belang putih bagian tubuhnya.
- Biasanya di air yang bersih dijadikan sarangnya untuk berkembang biak.
- Aktif menggigit di waktu malam hari yang wajib diwaspadai.
Itulah ciri-ciri dan keberadaan nyamuk Aedes Aegypti menjadi pemicu terbesar dalam penyebaran virus DBD dengan cepat karena bisa terbang sampai jarak jauh 400 meter.
Dari situlah penyebaran virus dengue atau DBD akan semakin cepat melalui jarak jauh.
Apalagi kalau ada yang mendekat dengan sarangnya yang sudah dijelaskan di atas. Bisa berpotensi mendapatkan gejala-gejala yang dirasakan saat terkena virus DBD.
Ditambah, varian gejala baru saat ini yang membuat kasus DBD di Bandung dan Jakarta melonjak tinggi lantaran tidak bisa ditebak sama sekali.
Oleh karena itu, masyarakat di Bandung, Jakarta ataupun wilayah lainnya harus mengetahui semua ciri-ciri DBD yang disebabkan dari nyamuk Aedes Aegypti salah satu strategi pencegahan yang ampuh. (hap)
Load more