Mulanya pelaku melihat profil LinkedIn korban dan menjadikannya sebagai kandidat potensial karena dianggap memiliki kriteria yang tepat untuk mengisi posisi sekretaris di perusahaan tempatnya bekerja.
Namun, pelaku melakukan tindakan tidak terpuji dengan menanyakan ukuran dada korban dengan dalih hal itu untuk memenuhi kriteria yang diinginkan atasannya.
"Bu kan juga cantik tadi saya liat. Kalau ukuran d bu berapa ya? Karena yang sebelumnya, kecil-kecil sih bu," kata RC.
Sebelum menanyakan hal itu, si pelaku juga sempat mengirimi korban foto kandidat pencari loker sebelumnya, yang diklaimnya telah mengirimkan foto ukuran d*a kepada pelaku. Menurut pelaku ukuran d*a merupakan salah satu persyaratan yang dikehendaki perusahaan tempatnya bekerja.
Tak hanya meminta foto ukuran dada, pelaku juga meminta agar korban memberikan foto saat korban hanya menggunakan pakaian dalam. Pelaku berdalih hal itu merupakan bagian dari penilaian seleksi loker.
"Kalau saya liat foto bu pakai bra aja boleh gak? Kandidat yang satu lagi juga saya minta, biar bisa saya nilai dan bandingkan," cecar pelaku.
Tak hanya berhenti di situ, karena korban tetap enggan memenuhi permintaan yang disebutnya sebagai persyaratan seleksi, pelaku memberi ancaman kepada korban.
Pelaku mengancam akan menyebarluaskan tindakan tidak kooperatif korban kepada jejaring HR (Human Resources) di seluruh perusahaan agar memblokir semua aplikasi lamaran yang dilayangkan DF.
Load more