Jakarta – Menkomarves, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pemerintah telah menyiapkan skenario terburuk menyusul kasus Covid-19 yang terus mengalami lonjakan di Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, pada Selasa (6/7).
Skenario disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, jika kasus Covid-19 menyentuh angka empat puluh ribu kasus perhari.
"Sudah dijelaskan bahwa kita akan terjadi peningkatan kasus ini. Saya katakan juga 3 - 4 hari yang lalu, untuk 10 hari ke depan angka ini bisa akan terus naik. Seperti hari kemarin 29.000 bisa saja mungkin nanti kita sampai ke 40.000 atau lebih.” Jelas Luhut
Sejumlah antisipasi yang dilakukan pemerintah diantaranya, dari menyiapan suplai obat, suplai oksigen dan kapasitas rumah sakit.
Untuk suplai oksigen pemerintah akan meningkatkan mobilisasi dengan mendatangkan oksigen dari Morowali, Cilegon dan Batam. Kemudian dikerahkan untuk membantu rumah sakit untuk menangani pasien rawat insentif. Sementara untuk pasien dengan gejala ringan, Pemerintah telah memesan 10 ribu konsentrator. Sebagian konsentrator diketahui telah tiba di Indonesia, menggunakan pesawat Hercules.
Menteri kesehatan juga telah menyiapkan ICU rumah sakit dan menyulap Asrama Haji Pondok Gede, menjadi Rumah Sakit Covid-19 dengan kapasitas 800 pasien.
Asrama haji akan difungsikan sebagai Rumah Sakit Covid-19 mulai hari kamis mendatang. Selain itu, luhut menegaskan bahwa pemerintah juga telah berkomunikasi dengan Singapura dan Tiongkok untuk meminta bantuan jika kemungkinan terburuk terjadi di Indonesia.
“Oleh karena itu skenario skenario untuk menghadapi tadi sudah kita lakukan jadi baik mengenai obat,oksigen maupun tadi rumah sakit. Kalau ada yang bilang tadi perlu bantuan dari luar kita juga sudah komunikasi dengan Singapura. Kita komunikasi juga dengan Tiongkok dan komunikasi juga dengan sumber-sumber lain jadi sebenarnya semua secara komprehensif sudah kita lakukan.” Jelas Luhut Binsar Pandjaitan
Namun berdasarkan data analisis untuk mencegah lonjakan kasus varian delta tersebut, pemerintah membutuhkan penurunan mobilitas waga hingga lima puluh persen.
“Dibutuhkan penurunan mobilitas minimal, sy ulangi minimal 30% dan kita sudah brief semua teman-teman polisi maupun TNI untuk para Gubernur, Bupati, Walikota. Nah 30% untuk menurunkan kenaikan kasus jadi kalau kita bisa menekan sampai minus 30 tapi yang paling baik minus 50. Minus 50 itu karena kita menghadapi delta varian.” Jelasnya.
Mobilitas selama PPKM Darurat akan dipantau oleh Pemerintah menggunakan facebook mobility, google traffic dan night light dari Nasa.
“kita juga sudah menyiapkan apa namanya ini metodologi monitoring ppkm darurat melalui indeks mobilitas dan cahaya malam. Kita engage facebook mobility dan google traffic serta cahaya malam dengan nasa. Jadi dengan begitu kita bisa melihat apa pelaksanaan daripada ppkm ini apakah dilaksanakan dengan baik. Mah indeks mobilitas gabungan pada periode ppkm darurat kemudian kita bandingkan dengan periode base lain yaitu 24 sampai mei sampai 6 juni.” Tambahnya. (lrs/mii)
Load more