Miris, Setiap Bulan 10 ASN Dipecat karena Terlibat Terorisme

Banyuwangi, Jawa Timur - Aparatur sipil negara (ASN) yang terlibat radikalisme dan terorisme ternyata cukup banyak. Setiap bulan, minimal sepuluh orang ASN dipecat dan dinonaktifkankan karena terlibat terorisme dan radikalisme. Fakta ini diungkap Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo usai menghadiri peresmian Warung NKRI di Banyuwangi, Kamis (20/1/2022) siang.

Menurut Tjahjo, pihaknya harus berani dan tegas memberikan sanksi bagi ASN yang terbukti terlibat radikalisme dan terorisme. Sebab, kebijakan ini bagian dari reformasi birokrasi. Tentunya, setelah ada putusan hukum.

"Dua kali saya menjadi Menpan RB, saya merasa sedih. Setiap bulan,bersama BKN  pasti menandatangani keputusan nonjob maupun pemecatan para ASN yang terbukti terlibat radikalisme dan terorisme. Ini bagian dari reformasi birokrasi," kata politisi PDIP ini.

Ditambahkan Tjahjo, seluruh ASN harus tegak lurus pada pimpinan, termasuk taat dengan UUD, Pancasila, dan janji Korpri. Bagi yang tidak mau ikut dengan aturan, pihaknya mempersilahkan para ASN untuk keluar.

“Jadi, kalau tidak mau ikut aturan, taat pada Bupati, Gubernur, ya keluar saja,” tegasnya.

 Mengantisipasi merebaknya radikalisme dan terorisme di kalangan ASN, pihaknya memerintahkan seluruh  Kementerian, Pemprov, dan Pemkab mulai rutin menggelar upacara bendera setiap Senin. Diikuti dengan kegiatan menyanyikan Indonesia Raya, Pancasila dan janji Korpri.

“Termasuk, mendengarkan amanat Bupati, Gubernur. Ini untuk membangkitkan nasionalisme,” ujarnya.

Pihaknya memuji Pemprov DIY yang sudah rutin mengumandangkan lagu Indonesia Raya setiap jam 10.00 pagi dan diikuti seluruh lapisan masyarakat. (Happy Oktavia/rey)