Saham ADRO Milik Boy Thohir Kembali Melemah Usai Lonjakan Tajam, Ada Apa Sebenarnya?
- ADRO
Jakarta, tvOnenews.com – Setelah mencetak lonjakan mengejutkan hingga 12,12% pada Rabu (8/10/2025), saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang terafiliasi dengan pengusaha Garibaldi “Boy” Thohir kembali terkoreksi di sesi I perdagangan Kamis (9/10/2025).
Pada pukul 09.46 WIB, saham ADRO tercatat turun 2,43% ke level Rp 1.805 per saham. Volume perdagangan cukup tinggi, mencapai 231,48 juta saham dengan frekuensi 41.179 kali, dan nilai transaksi senilai Rp 424 miliar.
Diterpa Aksi Jual Asing
Menurut data dari Stockbit Sekuritas, saham ADRO hari ini membukukan net sell Rp 98,7 miliar, menjadikannya saham dengan aksi jual asing tertinggi pada sesi perdagangan pagi. Kondisi ini berbalik dibanding hari sebelumnya, di mana broker UBS Sekuritas dan Semesta Indovest Sekuritas justru melakukan aksi net buy masing-masing sebesar Rp 22,2 miliar dan Rp 19,7 miliar.
Perubahan arah tersebut memunculkan spekulasi bahwa investor tengah melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah lonjakan tajam kemarin. Pasalnya, saham ADRO sempat melemah sejak akhir September hingga awal Oktober, sebelum akhirnya memantul tajam pada 8 Oktober 2025.
Rekomendasi dan Skenario Teknikal
Mandiri Sekuritas menilai pergerakan saham ADRO masih menyimpan potensi untuk jangka pendek. Dalam riset terbarunya, mereka memberikan rekomendasi swing trade dengan target harga di Rp 2.050, dan batas stop loss di bawah Rp 1.750. Rekomendasi ini berlaku untuk periode perdagangan 3–10 hari ke depan.
Sementara itu, analis dari Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa target pertama ADRO di level Rp 1.760 telah tercapai. Menurut mereka, jika harga saham mampu menutup di atas Rp 1.775, maka formasi double bottom akan terkonfirmasi, membuka peluang menuju target kedua Rp 1.900 dan target ketiga Rp 2.000.
Sentimen Pasar dan Prospek
Kinerja saham ADRO saat ini tak lepas dari fluktuasi harga komoditas global, khususnya batu bara, yang menjadi sektor utama bisnis perusahaan. Meski harga batu bara dunia sempat melemah dalam beberapa pekan terakhir, banyak analis menilai potensi rebound masih terbuka seiring peningkatan permintaan energi di musim dingin.
Selain itu, pasar juga menyoroti pergerakan strategis Grup Adaro dalam diversifikasi bisnis energi hijau, yang diyakini dapat menjadi katalis positif jangka menengah hingga panjang bagi kinerja sahamnya.
Load more